- Selain hewan, ada juga tanaman endemik yang hanya tumbuh secara alami di satu wilayah saja, contohnya adalah "Daun Sang" yang ditemukan di Sumatera Utara.
Tanaman ini memiliki nama ilmiah Johannestijsmania altifrons dan memiliki keunikannya dengan daun lebar mencapai 6 meter, dengan ujung yang berduri serta bentuk melebar di tengah dan meruncing di bagian pangkal dan ujung.
Di Sumatera Utara, daun ini juga dikenal dengan nama "sang minyak" atau "daun salo" bagi warga Riau.
Nama lain yang diberikan adalah "daun payung" karena lebar daunnya yang sangat besar.
Profesor di bidang botani asal Belanda, Teijsman atau Elias Teymann Johannes, menemukan daun sang untuk pertama kalinya di pedalaman hutan Sumatera pada awal abad ke-19.
Tanaman endemik Sumatera ini ternyata merupakan salah satu dari empat spesies yang masih masuk dalam satu genus Johannestijsmania, sejenis tanaman pinang atau palem (Arecaceae) yang umumnya hanya tumbuh di hutan-hutan negara Asia Tenggara.
Baca Juga: Green Peace Sebut Sumber Percemaran Polusi Udara Jakarta Ada Dua, Apa Saja? Ini Penjelasannya
Habitat asli dari daun sang ialah kawasan Aras, yang terletak di Kabupaten Langkat, Sumut, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser.
Daun sang tumbuh di ketinggian 85-175 meter di atas permukaan laut, dan biasanya tersebar di area lereng bukit dengan kemiringan 45 derajat hingga 60 derajat.
Selain di tanah air, ternyata daun sang juga bisa ditemukan di beberapa negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia.
Baca Juga: Proklamasi di Tanah Sumatera, Ternyata Peristiwa Rengasdengklok Juga Ada di Padang!
Di Malaysia, daun ini dikenal dengan nama "sal", sedangkan di Thailand disebut "bang soon".
Di Inggris, daun ini dikenal dengan nama "joey palm", "diamond joey palm", atau "umbrella leaf palm".