- Tepat di tengah rimbunnya hutan di Takengon, provinsi Aceh, terdapat sebuah batu besar yang terbelah.
Batu tersebut dinamakan dengan Atu Belah oleh masyarakat Aceh.
Atu belah, memiliki ceritanya sendiri, cerita rakyat yang diberitahukan secara turun menurun ini menjadikannya sebuah warisan budaya tak tampak di Aceh.
Baca Juga: Mengintip Kehidupan dan Kisah Mistis Danau Maninjau di Sumatera Barat
Diceritakan, ratusan tahun yang silam, terdapat sebuah keluarga kecil yang miskin terdiri dari ayah sang kepala keluarga, ibu, anak sulung perempuan berumur 7 tahun, dan anak bungsu yang masih menyusu.
Sang ayah bekerja sebagai seorang petani miskin yang hanya mempunyai sepetak tanah kecil yang mana hasil dari kadang tersebut tidak mencukupi untuk kehidupan keluarga kecilnya selama semusim.
Ketika ada waktu senggang Sang ayah selalu berburu rusa di hutan untuk menyambung hidup keluarganya dan apabila tidak mendapatkan rusa, maka sang ayah menangkap belalang sawah.
Baca Juga: Janjang Saribu, Tembok Cina Versi Sumatera Barat yang Ramai Dijadikan Spot Foto para Wisatawan
Belalang yang dikumpulkan sedikit demi sedikit di dalam lumbung padi yang kosong karena pada waktu itu musim panceklik.
Suatu hari, sang ayah pergi ke hutan untuk menangkap rusa, supaya bisa dimakan oleh keluarga kecilnya.
Tinggalah sang ibu beserta kedua anaknya, disaat sang ibu merawat adik yang sedang demam tinggi, si anak sulung menangis karena kelaparan.
Rengekan si anak sulung yang bertubi-tubi yang meminta dibuatkan makanan, membuat Sang ibupun menyerah.
Namun apa daya, sang ibu yang tidak bisa berbuat banyak karena tidak bisa meninggalkan anak bungsunya yang sedang sakit.