bdadinfo.com

Sejarah Perang Aceh-Batak, Upaya Merebut Wilayah Kekuasaan dengan Kedok Islamisasi - News

Sejarah Perang Aceh-Batak, Upaya Merebut Wilayah Kekuasaan dengan Kedok Islamisasi (twitter RevolusiAkhlaq2)

 – Suku Batak yang berada di Sumatera Utara memiliki satu perbedaan yang membedakannya dengan suku-suku lain yang ada di Pulau Sumatera.

Apabila suku-suku lain mayoritas beragama Islam, tidak demikian dengan Suku Batak. Separuh dari Suku Batak adalah penganut agama Kristen.

Penganut agama Kristen di Suku Batak pada umumnya terkonsentrasi di wilayah sekitar Danau Toba. Agama Kristen sendiri pertama kali masuk ke tanah Batak dibawa oleh seorang misionaris asal Jerman bernama Nommensen pada tahun 1820 an.

Baca Juga: Tolak Lamaran Mahkota Raja Aceh, Pilih Kekasihnya Seorang Pembantu, Legenda Lubuk Emas Bukti Nyata Kesetiaan

Namun, tahukah anda bahwa sempat ada upaya islamisasi yang dilakukan oleh Kesultanan Aceh kepada masyarakat Batak Toba?

Kesultanan Aceh sendiri diketahui sebelumnya berhasil melakukan islamisasi besar-besaran di sepanjang pantai timur dan pantai barat Pulau Sumatera.

Pada tahun 1539, Raja Aceh, Sultan Ala’ad-din Ri’ayat Shah al-Kahar berambisi untuk menguasai jalur perdagangan di wilayah Tapanuli. Ia pun berkirim surat kepada Raja Batak untuk mengajaknya masuk Islam. Hal itu dilakukan agar mempermudah dirinya untuk menguasai jalur tersebut nantinya.

Baca Juga: Menjelajahi Canang Kayu, Representasi Warisan Budaya Tak Benda dari Aceh

Namun, Raja Batak menolak ajakan dari Sultan Aceh tersebut. Mengetahui adanya penolakan, Sultan Aceh yang tidak terima pun mengancam akan menyerang Kerajaan Batak.

Peperangan pun pecah, tetapi karena kalah jumlah tentara Aceh terpaksa mundur ke wilayah perbukitan di mana akhirnya mereka dikepung oleh pasukan Batak selama 23 hari.

Selama pengepungan, banyak tentara Aceh yang terkena penyakit. Pasukan Batak juga mengalami kesulitan karena perbekalan yang menipis. Kedua belah pihak pun akhirnya memutuskan berdamai dan kembali ke wilayah masing-masing.

Namun, perang kembali pecah setelah Aceh kembali menyerang desa-desa Batak. Tak tinggal diam, Raja Batak pun kembali menyiapkan pasukannya untuk membalas serangan Aceh tersebut.

Perang ini sendiri berakhir setelah Kerajaan Batak menarik diri dari peperangan setelah menyadari bahwa armada pasukan Kesultanan Aceh sudah sangat berkembang pesat.

Pada akhirnya, Aceh berhasil menguasai wilayah Tapanuli yang menjadi incaran mereka. Sedangkan Raja Batak tetap berkuasa di wilayah sekitar Danau Toba.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat