bdadinfo.com

Filosofi Pakaian Adat Aceh, Simbol Budaya Melayu dan Islam yang Terjalin dalam Setiap Jahitan - News

Filosofi Pakaian Adat Aceh

 

- Pakaian tradisional selalu menjadi cerminan budaya suatu daerah, dan dalam konteks Aceh, pakaian adat memiliki peran penting dalam memperkaya warisan budaya Melayu dan nilai-nilai Islam.

Berikut penjelasan pakaian adat khas Aceh, terutama pakaian laki-laki yang dikenal sebagai "linto baroe" dan pakaian perempuan yang disebut "darah baru."

Mari kita memahami kekayaan sejarah dan filosofi yang terkandung dalam setiap jahitan dan hiasan yang indah dalam baju adat khas Aceh.

Baca Juga: Gaji PNS, TNI dan Polri Naik 8 Persen di Tahun 2024, Besarannya jadi Segini

Salah satu pakaian laki-laki yang mencolok dalam pakaian adat Aceh adalah "linto baroe," sebuah baju jas yang dihiasi dengan sulaman bermotif bunga.

Motif bunga ini tidak hanya sekadar hiasan, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang kesuburan dan kehidupan yang berkembang.

Pakaian ini menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, di mana bunga melambangkan pertumbuhan dan kemakmuran.

Baca Juga: Malam Resepsi Paskibra Kota Pariaman Tahun 2023 Berlangsung Meriah

Selain linto baroe, terdapat pakaian adat laki-laki lain yang dikenal sebagai "data baru." Pakaian ini mengingatkan kita akan akar tradisional yang kuat dalam budaya Aceh.

Data baru sering kali terdiri dari pakaian yang lebih longgar, menciptakan kenyamanan bagi pemakainya.

Dalam data baru, kita melihat cerminan dari keseimbangan antara keanggunan dan kemudahan, yang menjadi ciri khas dari masyarakat Aceh.

Baca Juga: Honda Resmi Luncurkan Fitur Honda Connect, Banyak manfaatnya Namun Ada Tapinya

Pakaian adat perempuan Aceh terdiri dari baju kurung yang memikat, dengan sulaman emas yang rumit.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat