- Dalam tumpukan keindahan alam dan kearifan lokal Desa Sirilanggai, terhampar sebuah tradisi yang telah mengikat hati dan jiwa warga setempat selama berabad-abad, Pakandei.
Tak sekadar sebuah pesta, Pakandei adalah simbol yang menggambarkan kerja sama, kebersamaan, dan komitmen abadi.
Dalam perhelatan yang berlangsung dengan meriah, Pakandei tak hanya mengikat dua hati yang sedang berbunga, tetapi juga seluruh keluarga dari kedua belah pihak.
Baca Juga: Dibantu Pemko Padang Panjang, Kantor Veteran Mulai Direnovasi
Busana adat lengkap, wajah berseri-seri, dan tarian turuk Mentawai yang memukau, semua itu adalah bagian dari pesta Pakandei yang tak hanya merayakan cinta dua insan, tetapi juga mengenang akar tradisi yang tak boleh dilupakan.
Bagaimana tidak, pesta ini melibatkan keluarga dari pihak mempelai wanita yang turut menyumbangkan babi-babi yang jumlahnya tak terhitung.
Dalam setiap daging babi yang dipanggang dengan penuh kehangatan, tersemat janji suci dan kekeluargaan yang erat.
Baca Juga: Maraknya Serangan Siber di Indonesia, Dinas Kominfotik Sumbar Lakukan Upaya Ini, Apa Saja?
Diiringi oleh aroma lezat daging babi yang menguar, pesta Pakandei menjadi momen di mana kebersamaan keluarga tercermin dalam setiap gigitan.
Dalam tradisi ini, pihak wanita tak hanya menyuguhkan hidangan lezat, tetapi juga menyatukan kedua keluarga dengan cara yang unik.
Lebih dari sekadar perayaan, Pakandei adalah ritual sakral yang melibatkan setiap anggota keluarga.
Baca Juga: Perluas Gerkatin dan HWDI, Organisasi Disabilitas Sumbar Kunjungi PPDI Padang Panjang
Babi yang dihadirkan tak hanya sebagai makanan, tetapi sebagai pengikat janji setia dan kebersamaan.
Melalui prosesi yang berlangsung selama satu minggu penuh, mulai dari pengumpulan babi hingga tari turuk Mentawai yang memukau, Pakandei mengajarkan arti kebersamaan sejati.