– Kemudahan dalam pengajuan yang diberikan oleh pinjaman online merupakan suatu bukti inklusi keuangan tersedia di Indonesia.
Kemajuan seringkali dimanfaatkan oleh pinjaman online yang tidak resmi OJK untuk menjalankan kejahatan digital dan akan berakhir dalam penyebaran data secara ilegal.
Penyebaran data ilegal merupakan salah satu tindakan penyebaran informasi seseorang yang dilakukan kepada pihak yang tidak memiliki wewenang dan dijalankan tanpa mendapatkan izin terlebih dahulu dari pemilik data tersebut.
Baca Juga: Anak Muda Gagal Bayar Pinjaman Online, Bank Ngadu ke Otoritas Jasa Keuangan: Gak Bisa KPR Rumah!
Kegiatan ini dikenal dengan sebutan doxing yang dasarnya dilakukan oleh individu tanpa mengatakan identitas asli pelakunya.
Data yang disebarkan seperti alamat, nama lengkap, nomer HP, KTP dan lainnya tanda pengenal.
Penyebaran data pada pinjaman online seringkali terjadi ketika debt collector ingin meminta sesuatu kepada korban yang bersangkutan melalui data pribadi setiap nasabah.
Dalam kasus penyebaran data pinjaman online ini, umumnya dilakukan karena keterlambatan dalam pembayaran utang nasabah.
Penyebaran data tersebut kerap dilakukan dengan cara mengirimkan pesan berupa teror maupun ancaman yang dapat membuat rasa takut nasabah.
Baru-baru ini sedang viral terkait pembahasan salah satu penyebaran data pinjaman online paling mengerikan yang dilakukan Debt Collector (DC), dibahas oleh praktisi hukum dalam kanal youtube Jamal Official Vlog, dilansir Jumat, 15 September 2023.
Ia menceritakan salah satu kliennya mendapatkan ancaman dan teror dari nomer HP tidak dikenal.
“SMS dari 0838 08 11 3581 sebar 10 data pencabulan dan Open bo dirimu katanya nggak kamu bayar mampus kau Jin Biar cepat orang tuamu denger anaknya kayak kamu jam 18.00 100 nomor WA sesuai kotakmu dan jam 19.00 1000 nomor WA,” katanya.