- Amuk warga Pulau rempang pecah dalam aksi penolakan relokasi dan penggarapan proyek strategis nasional di kawasan Rempang Batam Kepulauan Riau.
Kekisruhan ini terjadi saat petugas BP Batam hendak memasuki kawasan Pulau rempang.
Untuk melakukan pengukuran lahan dan pemasangan patok di Pulau Rempang, saling melempar dan bentrok antara warga dengan aparat pun tak terhindarkan.
Baca Juga: Lewat Program Gotong Royong Boyong Pohon, Erick Thohir Tanam 100 Ribu Pohon: Atasi Polusi Jakarta
Warga berusaha memblokade jalan untuk mencegah masuknya petugas gabungan mulai dari Jembatan 4 hingga gapura masuk menuju ke pulau Rempag.
Blokade Jalan dilakukan diantaranya dengan cara membakar ban dan batang pohon di tengah jalan situasi kala itu semakin memanas.
Petugas kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan masa.
Namun akibat tembakan gas air mata itu, menyebabkan anak-anak di dalam lingkungan sekolah dasar yang tengah belajar harus dievakuasi belasan diantaranya dibawa ke RSUD.
Karena terdampak serius gas air mata hari berselang warga pun kembali menyuarakan penolakannya kali ini mereka mendatangi kantor BP Batam kericuhan pun kembali terjadi konflik agraria di Pulau rempang.
Menjadi pemicu warga meradang lahan seluas 7.572 hektar di Pulau ini menjadi target lahan proyek strategis nasional dan akan dibangun pabrik kaca milik perusahaan China sini group dalam kawasan rempang ecopark.
Kerjasama ini pun diperkirakan akan mampu menarik investasi hingga ratusan Triliun Rupiah namun di balik rencana tersebut pemerintah dan investor harus berhadapan.
Dengan warga yang tinggal di 16 kampung adat Melayu. Mereka menolak keras pembangunan proyek tersebut.