– Harga beras premium yang mahal dan kelangkaan stoknya di retail modern selama sebulan terakhir adalah potret ironis Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, pada Desember 2022 telah menyatakan bahwa Indonesia harus waspada terhadap dampak perbedaan harga beras yang terlalu tinggi.
“Beberapa hal yang menunjukkan terjadinya krisis pangan adalah pasokan bahan pangan berkurang atau harga yang semakin tak terjangkau. Jangan sampai kondisi krisis pangan terjadi di Indonesia karena dapat berdampak luas ke masalah sosial,” ucap Arsjad, seperti dikutip dari situs infobanknews.com.
Bahkan Bank Dunia juga telah mengingatkan bahwa harga beras di Indonesia adalah yang paling mahal dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Beras premium menjadi primadona masyarakat, terutama menengah atas, karena memiliki kualitas terbaik sesuai SNI beras berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2017 tentang Kelas Mutu Beras.
Dengan harga beras premium yang terus melambung drastis, masyarakat menengah atas kemungkinan akan beralih ke beras medium yang sebenarnya ditujukan bagi kelas menengah bawah.
Baca Juga: Proyek Tol Jogja Solo Mencapai Progres Banyak di Sektor Paket 2.2
Kondisi pasokan beras medium saat ini tersedia banyak dan cukup. Namun demikian, pasokannya diperkirakan berkurang karena masyarakat kelas menengah akan ramai-ramai membeli beras medium.
Apalagi pasokannya sekarang makin menipis karena belum ada tambahan produksi yang pada akhirnya dapat membuat masyarakat menengah bawah terhimpit untuk membeli.
Kondisi Harga Beras Premium di Pasar
Baca Juga: Intip Profil Universitas dan Peserta University War: Reality Show-nya Smart People
Kelangkaan stok beras premium di pasar memicu kenaikan harga yang drastis.
Hingga beberapa hari terakhir, harga jualnya masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.