bdadinfo.com

Lokasi Harta Karun Zaman Belanda yang Terkenal Sampai Dunia di Sawahlunto Disulap UNESCO Jadi Warisan Dunia di Indonesia - News

- Situs tambang batu bara Ombilin di Kabupaten Sawahlunto, Sumatra Barat telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia, melalui sidang penetapan di Baku, Azerbaijan, pada 6 Juli 2019.

Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) menjadi sebuah situs yang diakui oleh dunia untuk dijaga, dirawat, dan dimanfaatkan secara bersama-sama.

Pasalnya, pengembangan, pemanfaatan, dan penguatan ekosistem WTBOS yang terkelola dengan baik akan mampu menjaga situs warisan dunia ini dari eksploitasi energi tambang yang memang ada batasnya.

Baca Juga: Panen Raya Sukses, Program Electrifying Agriculture PLN Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian Padi di Ponorogo

Temuan potensi deposit tambang batu bara Ombilin pada 1868 oleh Willem Hendrik De Greve membawa harapan baru bagi pemerintah kolonial Belanda. Meskipun lokasinya susah untuk diakses, Belanda bersikeras untuk membangun kawasan tambang batu bara tersebut.

Peralatan berteknologi tinggi menjadi tantangan untuk mengeksplorasi deposit batu bara. Diperlukan waktu sekitar sepuluh tahun untuk membangun infrastruktur tambang bawah tanah.

Selain keberhasilan dalam mengeksplorasi batu bara di Sawahlunto, sumber energi tersebut juga telah menghidupkan berbagai mesin produksi dan transportasi di daerah lain.

Selain menciptakan peluang baru seperti lapangan pekerjaan, profesi baru, interaksi budaya, mobilitas barang dan manusia, keberadaan tambang batu bara Ombilin merupakan contoh dari upaya manusia untuk mewujudkan ide dan gagasan dengan bantuan teknologi bagi kepentingan hidupnya.

Proses pembangunan tambang batu bara Ombilin harus dilengkapi dengan alat transportasi yang dapat membawa keperluan pembangunan tambang, dan juga sebagai alat pengangkut batu bara untuk dikirimkan ke tempat lain.

Karena itu, jalur kereta api dari Padang menuju Sawahlunto mulai dibangun pada 1887.

Baca Juga: Jadi Sasaran Amukan Netizen, Jerome Polin Mendadak Ungkap Permintaan Maaf Usai Kekalahan Timnas U-23, Singgung Soal Hal Ini!

Jalur yang harus dibangun tidak sesederhana jalur rel di tempat lain. Kontur tanah, terutama di Kawasan Lembah Anai, memiliki tingkat kecuraman yang ekstrem.

Diperlukan konstruksi yang luar biasa dan juga mesin lokomotif bergerigi untuk mengendalikan laju kereta api. Hal ini juga membuat angkutan batu bara dibagi menjadi setidaknya tiga pergantian lokomotif.

Dari Sawahlunto hingga Padang Panjang, dilanjutkan dari Padang Panjang hingga Kayu Tanam, dan kemudian dari Kayu Tanam menuju Padang.

Pergantian ini disesuaikan dengan kemampuan kereta api yang dapat menempuh jalur yang ada.

Di Silo Gunung, Padang, batu bara dibongkar dari rangkaian kereta untuk dimuat ke kapal di Pelabuhan Teluk Bayur (Emmahaven). Di kawasan ini dibangun silo yang dijadikan sebagai tempat bongkar muat dan gudang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat