bdadinfo.com

Sumbar Hadapi Masalah Besar! Pabrik Kereta Api di Swiss Tidak Lagi Produksi Lokomotif Bergigi Padahal Jalur KA di Sumbar Mau Diaktifkan Kembali - News

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berencana mengaktikan lagi jalur kereta api. Namun, tak semua rute bisa diaktifkan. Sebab, rel dibangun pada zaman Belanda dan memang disesuaikan dengan lokomotif yang tersedia pada masa itu.

-  Sejarah kereta api Sumatera Barat tak dapat dipisahkan dari ditemukannya batu bara di wilayah tersebut.

Batu bara yang paling diincar adalah batu bara Ombilin, ditemukan oleh tim eksplorasi yang dipimpin oleh W.H. van Greve pada tahun 1868.

Agar distribusi batu bara tersebut lancar, Hindia Belanda kemudian mengajukan sebuah konsesi jalur kereta api di Sumatera Barat.

Baca Juga: Proyek Jalan Tol Bangkinang-XIII Koto Kampar Rampung! Anak Rantau Minang: Sumatera Barat Kapan Gunting Pita Proyek Jalan Tol?

Maka keluarlah sebuah besluit yang dicatat dalam Staatsblad tahun 1891 No. 176.

Karena tidak adanya insinyur Belanda yang turut andil dalam pembangunan lintas ini, maka didatangkanlah insinyur dari Inggris mengingat Sumatera Barat yang memiliki kontur perbukitan yang terjal.

Untuk segmen ini, jalur Lubuk Alung–Padang Panjang selesai pada tanggal 1 Juli 1891. Dari Padang Panjang dibuatkan jalur menuju Fort de Kock (Bukittinggi) pada tanggal 1 November 1891.

Pada tanggal 1 Juli 1892, segmen Padang Panjang–Solok telah selesai dibangun.

Segmen Solok–Muaro Kalaban diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1892. Pada tanggal 1 Januari 1894, perpanjangan Muaro Kalaban menuju Sawahlunto telah selesai dibangun.

Jalur ini pernah digunakan untuk kereta penumpang reguler hingga sekitar tahun 1986 layanan kereta api penumpang pun berhenti akibat dampak kebijakan motorisasi Orde Baru.

Sehingga transportasi penumpang dengan kereta api kalah efisien dibandingkan kendaraan bermotor pada saat itu sehingga layanan KA di jalur tersebut hanya kereta api pengangkut batu bara dan kereta api wisata (pada akhir pekan)

Jalur kereta api Padang Panjang–Sawahlunto adalah jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Padang Panjang dan Stasiun Sawahlunto; termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat.

Secara administratif, jalur ini berada di wilayah Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Solok, dan Sawahlunto, Sumatera Barat.

Sebagian jalur ini merupakan lintas pegunungan dan memiliki gradien terekstrim pada segmen Padang Panjang–Batu Tabal yaitu 70 permil sehingga lokomotif biasa tidak mampu menanjak pada jalur ini maka itu digunakan rel gigi dan lokomotif khusus untuk jalur ini.

Jalur kereta api Padang Panjang–Sawahlunto adalah jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Padang Panjang dan Stasiun Sawahlunto; termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat