bdadinfo.com

Sejarah Kolak Makanan Khas Sumbar yang Disebut Sebagai Media Dakwah Para Wali, Pantas Identik dengan Ramadhan - News

Sejarah Makanan Kolak yang Disebut Sebagai Media Dakwah Para Wali, Pantas Identik dengan Ramadhan

- Siapa yang tidak mengenal makanan kolak, salah satu kuliner asal Sumatera Barat yang terkenal dan kerap dijumpai saat Bulan Ramadhan.

Salah satu jenis makanan yang selalu laris di pasaran sebagai takjil di Bulan Ramadhan, ternyata Kolak memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi umat muslim di Indonesia.

Sebelum lebih lanjut membahas sejarah tentang kolak, simak dulu cerita mengapa kolak begitu digemari masyarakat Indonesia terutama pada saat Bulan Ramadhan.

Baca Juga: Turnamen Sepak Bila Piala Walikota Pariaman Cup Telah Dimulai, Diikuti 12 Tim

Dilansir News, makanan yang sering dihidangkan menjelang buka puasa ini memiliki cita rasa yang manis dan gurih.

Kemudian, kolak juga menjadi salah satu makanan legendaris hingga memiliki beberapa ragam jenis. Seperti kolak biji salak, kolak labu, kolak pisang kolak singkong, kolak apel, kolak kolang-kaling, kolak sagu mutiara, kolak cendol ubi dan masih banyak lagi.

Kunci resep yang membuat makanan kolak sangat enak ialah karena terdapat kuah santan yang gurih serta dicampur dengan gula merah. Keduanya direbus bersama-sama dan tidak lupa ditambahkan aroma harum dari daun pandan juga cengkeh.

Selain itu, isian kolak yang ikut direbus di dalamnya menghasilkan tekstur yang sangat lembut dan rasa gurih yang meresap secara keseluruhan.

Cara masyarakat menyajikan kolak yakni dengan menaruh dalam sebuah mangkok berukuran sedang dan hangat. Namun ada juga yang menyajikan secara dingin atau pakai es, sehingga kesegarannya makin terasa nikmat.

Terlalu enak, makanan kolak juga pernah tercatat sebagai menu takjil terpopuler pilihan National Geographic.

Selain itu kolak juga pernah masuk ke dalam Rekor Muri sebagai menyajikan kolak pisang kepok terbanyak dalam rangka HUT ke-14 Kabupeten Seruyan, Kalimantan Tengah dan HUT ke-71 Republik Indonesia.

Baca Juga: Kutukan Balapan Pembuka F1, Akankah Berlanjut Atau Terpatahkan OleH Max Verstappen?

Sebanyak 3,800 porsi kolak pisang kepok dinikmati masyarakat dan juga pelajar di Kabupaten Seruyan secara gratis. Hal ini membuktikan bahwa banyak sekali penikmat makanan kolak yang dijadikan sebagai takjil saat Bulan Ramadhan.

Lalu sejarah yang membawa makanan tersebut masih tetap eksis di masa sekarang adalah karena dulunya kolak sering dijadikan sebagai media dakwah oleh para wali saat melakukan penyebaran ajaran Islam di Indonesia.

Ada yang menyebut bahwa kata 'kolak' dulunya berasal dari kosa kata 'Khalik' yang artinya Sang Pencipta.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat