bdadinfo.com

Bank-bank Singapura tidak akan Memfasilitasi Penjualan Senjata ke Myanmar, Begini Laporan dari PBB - News

Bank-bank Singapura tidak akan Memfasilitasi Penjualan Senjata ke Myanmar/Pixabay :OpenCLipart-Vectors

 

- Bank-bank di Singapura tidak akan memfasilitasi penjualan dan transfer senjata ke Myanmar, mengingat larangan pemerintah terhadap transaksi semacam itu, demikian yang disampaikan oleh Otoritas Moneter Singapura (MAS).

Bank sentral menambahkan bahwa bank-bank di Singapura juga meningkatkan upaya mereka untuk mendeteksi hubungan rahasia dengan militer Myanmar.

Pernyataan ini dikeluarkan pada malam hari setelah dirilisnya laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu, 17 Mei 2023, yang menuduh entitas berbasis di Singapura berperan dalam pasokan senjata kepada junta Myanmar.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri (MFA) sebelumnya pada hari Jumat memberikan tanggapan bahwa pemerintah Singapura mengapresiasi upaya pejabat PBB untuk memberikan informasi dan membantu penyelidikan terkait apakah ada entitas di sini yang memasok senjata kepada militer Myanmar.

MFA menegaskan bahwa Singapura telah berupaya mencegah aliran senjata ke Myanmar dan tidak akan "ragu-ragu" untuk mengambil tindakan terhadap individu atau entitas yang melanggar hukum.

Baca Juga: Google Akan Hapus Permanen Akun yang Tak Aktif Selama 2 Tahun, Berikut Alasannya

Laporan yang disusun oleh Penasihat Khusus PBB, Tom Andrews, menemukan bahwa senilai USD 254 juta persediaan dikirim ke militer Myanmar melalui entitas berbasis di Singapura.

Angka tersebut merupakan bagian lebih dari USD 1 miliar senjata dan material terkait yang dipasok kepada junta Myanmar sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih secara demokratis dalam kudeta Februari 2021.

"Lembaga keuangan di Singapura juga digunakan secara luas oleh para pedagang senjata yang beroperasi di dalam dan di luar Singapura, dengan pembayaran senilai ratusan juta dolar untuk transfer senjata yang dijelaskan dalam laporan ini melalui lembaga keuangan di Singapura," demikian yang tertera dalam laporan PBB pada Rabu, 17 Mei 2023.

Laporan tersebut mengidentifikasi entitas yang diduga beroperasi di Singapura sebagai sumber ketiga terbesar senjata dan material terkait bagi tentara Myanmar.

Namun, laporan tersebut juga mencatat bahwa tidak memiliki informasi yang menunjukkan tentang entitas yang dimiliki atau dikendalikan oleh pemerintah Singapura, atau pemerintah itu sendiri, telah menyetujui atau mentransfer senjata kepada militer Myanmar.

"Sebaliknya, organisasi dagang senjata tampaknya menggunakan yurisdiksi Thailand dan Singapura, khususnya sektor perbankan dan pengiriman di sana," demikian lanjut laporan tersebut. 

Pada tanggapannya pada Jumat malam, 19 Mei 2023, MAS menyatakan bahwa bank-bank "sangat waspada" terhadap situasi di Myanmar dan telah meningkatkan kewaspadaan pada semua transaksi yang melibatkan entitas atau individu Myanmar.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat