bdadinfo.com

Fenomena Gempa Bumi Megathrust Chile dipicu Tektonik Lempeng - News

Arkeolog menemukan catatan gempa terbesar di Chili yang terjadi sekitar 3.800 tahun lalu (sindonews)

 
- Gempa bumi Megathrust telah menjadi peristiwa alam yang tak terhindarkan bagi beberapa negara di dunia.
 
Dikutip dari dw.com, Chile, Alaska, Jepang, dan Indonesia adalah negara-negara yang memiliki karakter kegempaan mirip karena terletak di zona tumbukan lempeng tektonik. 
 
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika gempa bumi tektonik dengan kekuatan lebih dari 9 skala Richter beberapa kali tercatat mengguncang kawasan ini.
 
Rekor gempa terkuat dalam sejarah manusia hingga saat ini masih dipegang oleh gempa yang melanda Chile pada tahun 1960.
 
 
Gempa ini tercatat memiliki kekuatan 9,5 skala Richter, yang merupakan skala gempa bumi tertinggi yang pernah tercatat. 
 
Gempa ini menyebabkan kerusakan yang parah di wilayah tersebut dan mengakibatkan hilangnya banyak nyawa.
 
Indonesia juga tidak luput dari ancaman gempa bumi yang serupa. Gempa bumi dahsyat mengguncang Aceh pada tahun 2004 dengan kekuatan 9,1 skala Richter. 
 
Gempa ini tidak hanya merusak infrastruktur dan pemukiman, tetapi juga memicu tsunami dahsyat yang menyapu wilayah pesisir Aceh dan negara-negara sekitarnya.
 
Dampaknya sangat merugikan, dengan ribuan jiwa yang hilang dan kerugian materiil yang besar.
 
Tak kalah signifikan, Jepang juga menjadi negara yang sering dilanda gempa bumi hebat akibat pergerakan lempeng tektonik.
 
Pada tahun 2011, gempa berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang wilayah Fukushima, Jepang. 
 
Gempa ini memicu terjadinya bencana nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi.
 
Gempa ini menunjukkan betapa rentannya negara tersebut terhadap gempa bumi dan dampak serius yang bisa terjadi.
 
Kemiripan karakteristik kegempaan antara Chile, Alaska, Jepang, dan Indonesia bukanlah suatu kebetulan semata.
 
Keempat negara ini terletak di zona tumbukan lempeng tektonik yang sangat aktif. 
 
Adanya pergerakan lempeng di daerah ini menciptakan ketegangan besar yang akhirnya melepaskan energi dalam bentuk gempa bumi yang kuat.
 
Fenomena alam yang sering kali menimbulkan kehancuran dan kerugian besar bagi manusia. 
 
Sebagian besar gempa bumi megah (megathrust) di dunia dipicu oleh pergerakan lempeng tektonik.
 
Secara geologis, kerak bumi terdiri dari lempengan-lempengan tektonik yang mengambang di atas lapisan inti bumi yang memiliki suhu yang sangat tinggi, mencapai 5000 derajat Celsius. 
 
Lempeng-lempeng tektonik ini saling bertumbukan atau berpisah, mengikuti pergerakan landas kontinen.
 
Zona tumbukan megathrust inilah yang sering menjadi episentrum gempa bumi hebat dan aktivitas gunung berapi.
 
Dinamika antara fluida inti bumi yang panas dengan kerak bumi yang dingin menjadi pemicu gerakan lempeng tektonik ini.
 
Gempa bumi yang terjadi di Chile baru-baru ini dan gempa susulannya adalah contoh nyata dari dampak tumbukan lempeng tektonik yang melepaskan energi luar biasa besar. 
 
 
Di zona megathrust, terutama sepanjang pantai barat Amerika Selatan, terjadi tumbukan antara empat lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Nazca, lempeng Karibia, lempeng Amerika Selatan, dan lempeng Antartika.
 
Tumbukan atau penunjam lempeng tektonik ini, saat terjadi pergerakan, akan melepaskan energi yang terakumulasi selama berbagai rentang waktu, mulai dari beberapa tahun, dekade, hingga abad.
 
Kumpulan energi raksasa yang dilepaskan dalam sekejap dapat memicu gempa bumi besar. Jika tumbukan tersebut terjadi di bawah laut, dampaknya juga dapat memicu terjadinya tsunami dahsyat.
 
Fenomena megathrust ini menjadi misteri yang menarik bagi para ahli geologi dan seismologi. 
 
Mereka terus melakukan penelitian dan pengamatan untuk memahami mekanisme dan pola pergerakan lempeng tektonik serta menemukan cara untuk memprediksi gempa bumi megah dengan lebih akurat.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat