- Permintaan kendaraan listrik yang semakin meningkat juga meningkatkan permintaan akan baterai sebagai komponen kunci dalam kendaraan listrik.
Sebagai salah satu negara produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia berperan penting dalam pasokan nikel untuk industri mobil listrik, termasuk produsen terbesar seperti Tesla.
Proses pembuatan baterai mobil listrik melibatkan tahapan penambangan dan pengolahan nikel.
Tahap penambangan melibatkan eksplorasi untuk menemukan deposit nikel yang berpotensi, sementara tahap pengolahan meliputi proses penghancuran, penggilingan, dan pemurnian untuk memisahkan nikel dari mineral yang tidak diinginkan.
Nikel yang telah diproses kemudian dapat digunakan dalam industri pembuatan baterai, baja, dan katalis.
Baterai merupakan komponen penting dalam mobil listrik, dan saat ini, jenis baterai yang populer digunakan adalah baterai lithium-ion.
Baterai lithium-ion dalam mobil listrik memiliki kapasitas dan tenaga listrik yang lebih besar dibandingkan dengan baterai yang digunakan dalam perangkat elektronik seperti laptop, komputer, dan smartphone.
Baterai lithium-ion terdiri dari tiga komponen utama, yakni elektroda positif, elektroda negatif, dan elektrolit.
Elektroda positif umumnya terbuat dari oksida logam, elektroda negatif dari karbon atau grafit, dan elektrolit dalam bentuk cairan berupa garam litium.
Baca Juga: Sultan Usulkan Semua PPL Diangkat Menjadi PPPK
Dalam pabrik baterai, lembaran elektroda dipotong-potong dan dikeringkan menggunakan suhu tinggi.
Selanjutnya, lembaran elektroda tersebut disusun dan disegel menggunakan foil aluminium. Tahap selanjutnya melibatkan injeksi cairan elektrolit ke sel baterai dan pengisian baterai hingga maksimal.
Setelah itu, sel-sel baterai tersebut ditumpuk dan digabungkan menjadi modul baterai. Jumlah sel baterai dalam satu modul dan jumlah modul baterai yang digunakan pada mobil listrik dapat bervariasi tergantung pada merek dan model mobil tersebut.