bdadinfo.com

Satu-satunya di Dunia! Inilah Wanita Asal Sumatera Barat yang Jadi Komandan Pertama di Pasukan PBB - News

Inilah Sosok Wanita Satu-satunya di Dunia Asal Sumatera Barat Jadi Komandan Pertama di Pasukan PBB

- Letnan Kolonel (Sus.) Revilla Oulina Piliang, M.Pd, M.Si merupakan sosok putri kelahiran Padang Pariaman.

Revilla Oulina Piliang adalah wanita pertama yang menjadi Komandan satuan PBB yang sangat membanggakan orang Minangkabau dan NKRI.

Sikap tegas dan disiplin dalam menjalankan tugasnya, Revilla Oulina Piliang harus siap ditugaskan di wilayah manapun termasuk ke wilayah konflik di luar negeri.

Dia bahkan berhasil menajdi wanita pertama yang jadi Komandan pasukan PBB di Sudan.

Wanita yang akrab disapa Letkol villa itu mengemban tugas sebagai pasukan perdamaian unit STMIK YMI Sudan bagian dari united nations Afrika Yunior mission.

Baca Juga: Wako Erman Safar: Dibantu Andre Rosiade, Minangkabau 10K Bukittinggi Sukses Digelar

"Bagaimana dirinya bisa mengemban tugas untuk perdamaian dunia di Sudan Afrika Utara wanita berusia 46 tahun itu harus menjalani serangkaian tes di Mabes Tni seperti tes kesehatan umum plus 12 komentar alis mata setir mobil dan bahasa," ungkapnya.

Setelah lulus ia bertugas mewakili Indonesia sebagai pasukan penjaga perdamaian di Sudan tepatnya di kota El fasher sampai di Sudan dites lagi

Apabila tidak lulus dikembalikan ke Negara masing-masing. Ternyata, ada 9 komandan dengan tugas masing-masing dan Villa menjadi satu-satunya perempuan di jajaran tersebut.

Civil military Cooperation yang ada hubungannya dengan masyarakat yang bisa terjun langsung untuk menemui masyarakat katanya disana dikasih tahu kalau baru pertama kali perempuan menjadi Ki di daerah lain.

Selama bertugas di Sudan ia harus membawa senjata lengkap bila bahkan selalu harus mengenakan rompi dengan berat 8 kilo setiap harinya.

Baca Juga: Ini Dia Masjid Ikonik Khas Sumatera Barat, Dibangun Selama 12 Tahun dengan Biaya Ratusan Miliar

Hal ini dilakukan untuk menghindari bahaya atau jika terjadi konflik senjata diharuskan pakai rompi antipeluru pakai helm rompinya lumayan berat 8 kilo.

Ia merasa bersyukur bisa mendapatkan kesempatan sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian di Sudan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat