- Proyek Lampu Pocong di Medan menjadi salah satu contoh yang menyedihkan dari pemborosan anggaran dan ketidakberdayaan dalam penerapan proyek publik.
Dikutip kanal Youtube Delegasi TV, dari Proyek ini menelan anggaran hingga miliaran rupiah, namun sayangnya tidak memberikan dampak ataupun manfaat yang signifikan bagi masyarakat.
Bahkan, proyek ini terus berlanjut tanpa henti, terkesan asal-asalan, dan tidak memberikan banyak manfaat, sementara anggaran yang dihabiskan sangat besar.
Baca Juga: 5 Kota Terbesar di Sumatera Utara, Keunikan dan Pesona Mereka Dukung Kemajuan Provinsi
Dalam mengadopsi konsep Kota Bandung, Jawa Barat, proyek Lampu Pocong awalnya diharapkan dapat meningkatkan daya tarik kota dan menarik minat wisatawan.
Sayangnya, pelaksanaannya jauh dari harapan. Banyak masyarakat yang meragukan pemilihan konsep tersebut, mengingat lampu pocong bukanlah elemen yang tepat untuk dikolaborasikan dalam lingkungan urban dan kota besar seperti Medan.
"Saya amati rasanya belum efektif dalam sisi penerangan jalan dari sisi kecantikan desain bentuk lampunya ini pun rasanya kurang menarik dipandang kan gitu untuk dari sisi kita sebagai pengguna jalan ini mengurangi pemanfaatan pengguna jalan dalam ruasnya," ungkap seorang warga, dikutip , Rabu 19 Juli 2023.
Baca Juga: Deretan 8 Calon Daerah Pemekaran Sumatera Barat, Ada Agam Tuo Sampai Renah Indojati
Pemerintah mengalokasikan dana besar senilai 25,7 miliar rupiah dari uang rakyat.
Gagalnya Proyek Lampu Pocong di Medan juga menjadi peringatan bagi daerah-daerah lain untuk tidak mengulangi kesalahan serupa.
Keberhasilan suatu proyek haruslah diukur berdasarkan manfaat yang diberikan kepada masyarakat dan dampaknya dalam jangka panjang.
Baca Juga: Keren! Ternyata Ini 7 Bandara Terbesar di Sumatera
Ketika sebuah proyek tidak memberikan manfaat yang sebanding dengan anggaran yang dihabiskan, itu adalah pemborosan yang mengkhawatirkan.