bdadinfo.com

Mengenal Berbagai Macam Jenis Seni Beladiri Silek Khas dari Minangkabau, Salah Satunya Silek Harimau - News

Beladiri Silek.  (Instagram.com/ps.karangbungotanjuangsejati)

- Minangkabau, merupakan suatu etnis kelompok masyarakat yang mendiami wilayah di pulau sumatera. Dikenal sebagai etnis yang memiliki beragam kesenian yang unik. Baik itu tarian, budaya maupun seni beladiri.

Di Minangkabau, seni beladiri disebut dengan silek. Asal usul silek berawal dari sistem matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau.

Istilah matrilineal adalah, dimana anak laki-laki Minangkabau setelah akil baligh diwajibkan untuk tinggal di surau (masjid). Di surau ini, anak laki-laki minangkabau diajarkan pendidikan penting yaitu pendidikan agama Islam dan silek.

Baca Juga: Air Terjun Nyarai Padang, Destinasi Wisata Air yang Menyegarkan Dilengkapi Berbagai Fasilitas

Silek merupakan unsur yang sangat penting dalam tradisi masyarakat Minangkabau yang harus diketahui dan dipelajari oleh pemuda-pemuda Minangkabau.

Terdapat banyak jenis silat di Minangkabau, banyak yang diketahui dan banyak juga yang belum diketahui oleh sebagian orang.

Untuk itu apa saja jenis-jenisnya? Berikut ulasannya:

a. Silek kumango

Baca Juga: Air Terjun Nyarai Padang, Destinasi Wisata Air yang Menyegarkan Dilengkapi Berbagai Fasilitas

Silek ini berasal dari kabupaten tanah datar, merupakan salah satu dari beberapa silek yang dianggap sebagai seni beladiri tertua. Pada awalnya, silat ini dikembangkan oleh Syeikh Abdurrahman Al-Khalidi atau lebih dikenal dengan syekh kumango.

Serta silek ini diturunkan kepada kedua anak laki-laki beliau yang diminta untuk melanjutkan penyebaran silek ini. bagi seseorang yang mengikuti silek ini, mereka harus memenuhi beberapa syarat tertentu.

Mengangkat sumpah, serta memenuhi berbagai macam syarat-syarat tertentu seperti: lado jo garam (cabai dan garam) yang bermakna supaya ilmu yang dimiliki melebihi dari pedasnya cabai dan asinnya garam, pisau tumpul, yang bermakna pisau yang harus di asah ditempat latihan agar menjadi tajam, kain putiah (kain putih).

Hal ini melambangkan untuk mengingat kematian, jarum pinjaik jo banang (jarum jahit dan benang), yang bermakna efisiensi dan hemat serta yang terakhir yaitu bareh sacupak (beras 5 liter) yang bermakna bekal untuk kemandirian pribadi.

Baca Juga: Motoran Jakarta-Padang via Jalur Lintas Barat Sumatera Ditempuh 3 Hari, Catat Ini Kelebihan dan Kekurangannya

b. Silek lintau

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat