bdadinfo.com

Apa Alasan Sebenarnya Orang Minangkabau Suka Merantau ke Daerah Lain? Ini dia Penjelasannya - News

Alasan orang Minangkabau suka merantau ke daerah lain (Kemendikbud RI)

- Sejak zaman dahulu, Masyarakat Minangkabau dikenal dengan orang-orang yang suka merantau.

Bahkan bagi masyarakat suku Minangkabau, merantau adalah sebuah tradisi yang harus dilakukan, apalagi bagi laki-laki yang sudah dewasa.

Tradisi merantau pada masyarakat Minangkabau pada dasarnya berangkat dari falsafah hidup yang dipegang semenjak lama, yakni "alam takambang jadi guru". 

Baca Juga: Destinasi Pagar Alam, Mengungkap Keajaiban Pusat Kebudayaan Megalitik di Sumatera Selatan

Makna dari falsafah ini adalah bahwa orang Minangkabau diajak untuk belajar dari peristiwa dan pengalaman yang mereka temui di dalam kehidupan sehari-hari. 

Alam di sini dapat dimaknai sebagai pengalaman hidup. Dan salah satu bentuk usaha memperkaya pengalaman hidup ini adalah dengan cara merantau ke negeri orang.

Merantau telah menjadi bagian integral dari budaya dan identitas orang Minangkabau sejak zaman dulu. 

Aktivitas merantau ini tidak hanya berlaku pada satu golongan masyarakat, tetapi hampir seluruh lapisan masyarakat di Minangkabau memiliki tradisi merantau. 

Tradisi ini berawal dari kebutuhan untuk mencari sumber penghidupan yang lebih baik, mengembangkan jaringan sosial, serta memperluas wawasan dan pengetahuan melalui interaksi dengan masyarakat dari daerah lain.

Baca Juga: Tak Kalah dengan Pulau Dewata, Pulau Angso Duo di Sumatera Barat Ini Juga Bisa jadi Destinasi Liburan

Selain itu, ternyata tradisi merantau ini ada juga hubungannya dengan sistem matrilineal yang dipegang oleh masyarakat Minangkabau.

Sistem matrilineal ini mendorong terutama laki-laki untuk merantau karena mereka tidak mewarisi harta pusaka. 

Dalam sistem ini, perempuan memiliki posisi istimewa dalam keluarga, terutama dalam hal kepemilikan harta pusaka. 

Meskipun laki-laki bisa berusaha mencari harta pusaka sendiri, mereka tidak dapat mewariskannya kepada anak-anak mereka karena sistem ini mengikuti garis keturunan ibu.

Dalam konteks ini, ketika seorang laki-laki Minangkabau menikah, anak-anaknya akan menjadi bagian dari suku ibu, bukan suku bapak. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat