- Bandara Internasional Minangkabau menjadi ikon bandara terbesar yang ada di Sumatera Barat.
Dibanding memilih tokoh popular atau pejuang Sumatera Barat sebagai nama bandara, Bandara Internasional Minangkabau memilih menggunakan nama etnis.
Bandar Udara bertaraf internasional ini masuk ke dalam wilayah Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman dan berjarak 23 km dari pusat kota Padang.
Baca Juga: Proyek Jalan Pantai Teluk Bayur-BIM Tak Kunjung Tembus, Kepala Bidang Bina Marga: Masih Proses
Menjadi satu-satunya bandara di Indonesia yang menggunakan etnik sebagai namanya, ternyata ada alasan tersendiri dibalik pemberian nama tersebut.
Selain itu, seluruh fasilitas pendukung yang ada di Bandara Internasional Minangkabau juga menggunakan istilah dalam bahasa Minang.
Nama etnik Minangkabau dipilih sebagai nama bandara internasional di Sumatera Barat ini sebagai jalan tengah dari beberapa alternatif nama yang sempat diusulkan.
Baca Juga: Jalan Pantai Teluk Bayur-BIM Punya Potensi Wisata Tak Kunjung Rampung Sejak 2015, Mangkrak?
Seperti kebanyakan bandara lainnya, Bandara Internasional Minangkabau pernah diusulkan dengan nama-nama tokoh pejuang asal Sumatera Barat seperti misalnya Tan Malaka, Muhammad Yamin, hingga Muhammad Hatta.
Dipilihlah nama Bandara Internasional Minangkabau sebagai nama dari bandara ini pada akhirnya.
Bandara Internasional Minangkabau ini dibangun pada tahun 2001 ini menghabiskan dana sekitar 9,4 miliar yen.
Pembangunan bandara diinisiasi untuk menggantikan posisi Bandara Tabing yang telah beroperasi selama 34 tahun dan sudah lagi memenuhi persyaratan keselamatan.
Dengan biaya yang tak sedikit, pembangunan Bandara Internasional Minangkabau ini melibatkan kontraktor dari Jepang dan dari Indonesia yaitu Adhi Karya.
Bandara Internasional Minangkabau juga didukung dengan Stasiun kereta api bandara kelas 1 yang terletak di sebelah timur laut terminal penumpang.