- Menurut sejarah, Perang Padri dinyatakan sebagai perang rakyat Minangkabau Sumatera Barat dalam melawan kolonialisme Belanda.
Sosok pemimpin Perang Padri yaitu Tuanku Imam Bonjol tidak terlepas dari sorotan dengan adanya perang yang sempat menjadi legenda di tanah Minangkabau ini.
Namun, cerita-cerita kepahlawanan yang beredar mungkin saja benar atau sekedar dilebih-lebihkan.
Kali ini, jauh dari sisi kepahlawanan pemimpin Perang Padri ini, Tuanku Imam Bonjol digambarkan penuh dengan kontroversi.
Terjadinya Perang Padri pada rentang waktu 1803-1837, banyak hal yang mungkin saja bisa terjadi.
Perang Padri tergambar berawal dari adanya pembersihan praktik adat tua sebelum Islam datang yang dipelopori oleh Tuanku Nan Tuo.
Ia melakukannya dengan cara diskusi edukasi dan protes publik yang menunjuk murid-muridnya memimpin surau di desa-desa untuk menyebarkan pemahaman.
Adapun Kaum Padri adalah para haji yang baru pulang dari Mekkah dan melakukan pembersihan dengan cara ekstrim dan dipenuhi kekerasan.
Mereka terinspirasi dari penaklukan Mekkah oleh kaum pembaharu.
Baca Juga: Usai Sidang MPR/DPR, Andre Rosiade Bincang Akrab dengan Presiden Jokowi
Kaum Padri bahkan tak segan untuk menyerang dan membakar desa pusat ajaran Tuanku Nan Tuo ketika merasa terhina dengan kritikan yang dilontarkan oleh Tuanku Nan Tuo.
Tak hanya itu, Kaum Padri juga menghasut pembunuhan ulama di tahun 1815 hingga makin menjadi-jadi dengan melakukan perbudakan terhadap orang Batak.