- Penyelenggaraan KTT G20 yang berlangsung di Bali, menjadi pamungkas bagi hubungan dan kekuatan politik international bagi Indonesia khususnya.
Di tengah keberhasilan dan lancarnya agenda pertemuan petinggi negara di dunia ini, justru di cederai oleh pernyataan salah satu Presiden yang menyebut jika KTT G20 menjadi G19.
Hal tersebut lantaran, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membuat satu negara yang masuk dalam KTT dengan jumlah menjadi 19 negara saja.
Baca Juga: DPR Apresiasi Kesiagaan Polri Dalam Pengamanan KTT G2O
Baca Juga: Amazing! Deretan Negara Bawa Cuan ke Indonesia di KTT G20, Ada yang Komit Investasi Rp10 T
Bahkan secara resmi Zelensky yang muncul dalam pidato video yang di saksikan banyak kepala negara lain yang hadir di KTT G20 Bali Indonesia.
Pernyataan tersebut lantaran Zelensky meminta kepada para pemimpin dunia G19 untuk mengakhiri invasi Rusia. Karenanya dirinya tidak mengakui keanggotaan Moskow pada KTT G20.
Padahal KTT G20 telah menghasilkan draf deklarasi G20 yang menyebutkan banyak negara yang mengutuk keras perang Ukraina yang memperburuk kerapuhan ekonomi global. Terutama pada penggunaan senjat nuklir yang tidak bisa diterima.
Atas draf tersebut, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov yang mewakili Putin dalam KTT G20 menilai jika deklarasi tersebut telah dipolitisasi oleh sekutu Brat Ukraina.
Baca Juga: Fashion Para Pemimpin Dunia di Welcoming Dinner KTT G20 Bali
Dalam Pidatonya Presiden Zelensky dikutip News dari BBC, "Saya yakin sekaranglah saatnya perang destruktif Rusia harus dan dapat dihentikan,".
Keamanan Nuklir juga menjadi perhatian Ukraina serta Pangan yang saat ini menjadi kendala dimana penghadangan barang impor ke Ukraina dijaga kapal Rusia.
Kondisi dan dendam akibat perang inilah yang membuat Zelensky secara sepihak mengubah KTT G20 menjadi G19 dengan mengeluarkan Rusia dari keanggotaan.