– Sudah lebih dari tiga pekan, sejumlah siswa di SDN Pondok Cina 1, Depok, Jawa Barat belajar tanpa guru. Nasib tragis yang dialami para bocah ini terjadi sejak adanya rencana relokasi gedung sekolah menjadi masjid. Hal itu berujung polemik tak berkesudahan hingga kini.
Yup, kisah miris itu terjadi di kawasan jantung utama Depok, tepatnya di wilayah Margonda, tak jauh dari Pusat Pemerintah Kota setempat.
Meski tanpa guru, namun semangat para siswa SDN Pondok Cina 1 itu seolah tak kenal surut. Mereka tetap rutin bersekolah meski hanya mendapatkan pengajaran seadanya dari sejumlah relawan.
Peristiwa ini telah menyita perhatian publik. Salah satunya yang juga turut prihatin atas kejadian itu adalah Ketua Baitul Muslimin Indonesia Kota Depok Afifah Alia.
Baca Juga: Kisah Pria Yahudi dan Masjid di Balik Kisruh SDN Pondok Cina Depok
Menurut dia, apa yang terjadi di depan matanya itu adalah sebuah kejahatan luar biasa.
“Ini sama saja melanggar hak anak untuk belajar. Karena mereka menjadi tidak bisa belajar dengan baik. Disini kita lihat bahwa mereka hanya belajar dengan bimbingan relawan saja,” katanya saat mendatangi langsung SDN Pondok Cina 1, Depok baru-baru ini.
Afifah lantas mengatakan, bahwa relokasi harus segera dilakukan jika memang lahan tersebut akan dibangun masjid.
Ia menyebut, dari hasil dengar pendapat dengan wali murid dan berbagai pihak, mereka pada dasarnya tidak menolak rencana pembangunan masjid.
Hanya saja, pemerintah diminta menyediakan dulu gedung sekolah baru agar siswa dapat belajar dengan layak.
“Kita sebagai warga Depok setuju mau dibangun apapun. Tapi, intinya bangun dulu SD-nya. Setelah dibangun barulah tanahnya digunakan. Kalau memang mau dimerjer, buat dulu studi kelayakan,” ujarnya.
Baca Juga: Ganti SDN Pondok Cina Jadi Masjid, Walkot Depok Digas Ortu Siswa: Makanya Turun!
“Cukup nggak lahannnya disana? Karena saya dengar murid disini lebih banyak dari murid di SDN Pondok Cina 3 dan 5. Jadi buat dulu studi kelayakannya,” sambung dia.