bdadinfo.com

Viral Turis Diduga Kena Scam di Desa Sade, Begini Respon Cepat Sandiaga Uno - News

Ilustrasi perajin tenun di Desa Sade

- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menanggapi langsung pernyataan turis yang bernama Davud Akhundzada atas tuduhan kena scam atau penipuan di Desa Sade, Lombok.

Sandiaga Uno menjelaskan bahwa Davud Akhundzada itu datang ke Desa Sade, Lombok, dan melakukan tuduhan bahwa pelaku kreatif di Desa tersebut melakukan penipuan.

Tuduhan yang dilayangkan Davud Akhundzada disampaikan di media sosial TikTok dan sampai viral sehingga menjadi buah bibir warganet, khususnya Indonesia.

Baca Juga: Sandiaga Uno Targetkan Kunjungan Wisman 5,2 juta Pengunjung Saat Libur Nataru 2023

Sandi sangat menyayangkan apa yang telah dituduhkan oleh Davud kepada masyarakat di Desa Sade. Sebab ia menilai bahwa semua ini adalah kesalahan persepsi dan komunikasi saja.

Diketahui bahwa dari video yang beredar di dalam TikTok bahwa Davud Akhundzada itu melaksanakan proses jual beli, tetapi di sana ada kesalahan persepsi dalam mengartikan bahasa.

Selanjutnya, Sandi juga menegaskan bahwa tak usah menggiring opini publik untuk membaca masyarakat dan Desa Sade.

Baca Juga: Polemik Pasal 424 KUHP Tak Berdampak pada Pariwisata, Sandiaga Uno Sebut Tak Ada Pembatalan Kunjungan Wisman

"Saat itu juga saya langsung menghubungi Mas Taufan Rahmadi, pengamat pariwisata yang kebetulan tinggal di dekat desa tersebut," kata Sandi dalam keterangan resminya yang ditulis di Twitter @sandiuno pada tanggal 18 Desember 2022.

Ia menegaskan pada intinya, Desa Sade adalah kampung yang selalu terbuka dan terus melakukan peningkatan kepada para wisatawan yang datang ke tempatnya.

"Sade juga memiliki produk ekonomi kreatif seperti tenun yang unik dan handmade, selain itu juga kaya dengan budaya tari-tarian khas suku Sasak," ujar Sandi.

Baca Juga: Prihatin Korban Gempa Cianjur, Sandiaga Uno: Inilah Saatnya untuk Berbagi

Namun, tak hanya itu saja! Akan tetapi, ia menjelaskan bahwa Kemenparekraf terus melakukan pelatihan, pendampingan untuk meningkatkan keahlian para UMKM dan kemampuan berbahasa Inggris di desa wisata.

Selanjutnya bahwa semua produk kerajinan yang diciptakan itu pun harus membuat standarisasi harga agar wisatawan dapat mengetahui batasan-batasan harganya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat