– Salah satu cagar budaya di Kota Padang sayangnya ada yang sudah hancur tak bersisa, yaitu rumah singgah Sukarno ketika di Padang.
Cagar budaya Rumah Ema Idham, rumah yang dulu menjadi tempat singgah sementara Sukarno selama di Padang sayangnya telah dirubuhkan sekitar tiga pekan lalu oleh pemilik saat ini.
Berdasarkan informasi dari Suryadi, warga sekitar, rumah yang dibongkar itu kabarnya akan dijadikan gedung tiga tingkat.
Baca Juga: Menyeruput Secangkir Kopi di Kedai Kopi Legendaris Bah Sipit Kota Bogor, Sudah Ada Sejak 1925!
“Kabarnya (lahan bekas rumah ini) akan dibangun gedung tiga tingkat,” kata Suryadi.
Padahal sebelumnya Rumah Ema Idham ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Padang Nomor 3 Tahun 1998 tentang Penetapan Bangunan Cagar Budaya dan Kawasan Bersejarah di Kotamadya Padang.
Dibalik rumah yang dibongkar tersebut, tersimpan sejarah yang sangat penting di Padang, yaitu sebagai tempat singgah Sukarno ketika diasingkan oleh Belanda.
Baca Juga: Rumor Sandiaga Uno Gabung di PPP, Sebut Pasrahkan Pada Prabowo dan Mardiono
Dikutip dari Historia.id, ketika Jepang masuk ke Indonesia, Belanda segera memindahkan Sukarno yang sebelumnya di Bengkulu ke Australia menggunakan kapal yang berlabuh di Padang.
Karena pada saat itu Padang telah dikuasai oleh Jepang, maka Belanda gagal membawa Sukarno ke Australia dan malah Sukarno terdampar di Padang.
Menurut buku yang berjudul ‘Sejarah Perjuangan Kemerdekaan 1945-1949 di Kota Padang dan Sekitar' karya Mestika Zed, Emizal Amri dan Edmihardi, pada awalnya Sukarno dan Inggit menumpang di rumah Egon Hakim.
Baca Juga: Derby Jateng PSIS Semarang vs Persis Solo Terhenti Akibat Kericuhan dan Gas Air Mata di Luar Stadion
Ternyata di Padang ada kawan lama Sukarno yang berasal dari Manado, yaitu Waworuntu. Akhirnya Sukarno dan istri pindah kesana.
Rumah milik Waworuntu yang disinggahi oleh Sukarno ini adalah Rumah Ema Idham yang saat ini sudah dibongkar.