Dalam bahasa Arab, maulid adalah hari lahir. Maka dari itu, Maulid Nabi adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Dalam kalender Hijriah, Maulid Nabi jatuh pada 12 Rabiul Awal. Sementara, Rabiul Awal dalam kalender Islam adalah bulan ketiga yang terdiri dari 30 hari.
Menurut sejarahnya, Maulid Nabi pertama kali diperingati oleh Muzhaffaruddin Al Kaukabri pada awal abad 7 M. Beliau adalah Raja Irbil, yang kawasannya kini disebut Irak.
Sejak masa kemerdekaan RI, peringatan Maulid Nabi pun ditetapkan sebagai hari libur nasional. Maulid Nabi biasanya akan dimeriahkan dengan kegiatan menarik oleh umat muslim.
Masing-masing daerah bahkan punya tradisi berbeda ketika memperingati Maulid Nabi. Ritual-ritual khusus di daerah pun menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Peringatan Maulid Nabi di Indonesia masih kental dengan nuansa tradisional. Dari wilayah barat hingga timur Indonesia, masing-masing daerah memiliki tradisi Maulid Nabi.
Contohnya, di Aceh ada tradisi memasak lemang yang diwariskan oleh Suku Alas. Lemang adalah makanan dari campuran ketan dan air santan. Kegiatan memasak lemang umumnya membutuhkan waktu selama 4 jam.
Di Banten, ada tradisi Panjang Mulud yang identik dengan tradisi membagi sembako kepada masyarakat. Uniknya, sembako diletakkan pada rangka kayu yang dihias menyerupai perahu.
Di Kudus, Jawa Tengah, ada Ampyang Maulid yang melibatkan tandu arakan berisi nasi bungkus serta hasil bumi, kemudian dibagikan kepada warga setempat. Tradisi Ampyang Maulid diyakini dapat membawa berkah bagi masyarakat Kudus.
Adapun perayaan Maulid Nabi di Indonesia yang menghadirkan beragam kuliner nusantara. Di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur terdapat Kue Koya. Jajanan manis ini berbahan dasar tepung beras dan bertekstur sangat lembut.
Di Pacitan, Jawa Timur, terdapat hidangan utama bernama Nasi Suci Ulam Sari yang terdiri dari nasi uduk dan satu ekor ayam kampung.
Menurut tradisi, setiap kepala keluarga wajib menyumbangkan satu paket nasi uduk dan ayam kampung. Hidangan kemudian dibawa ke rumah tetua masyarakat atau masjid besar di kampung. Ada pula hidangan gurih Sumpil yang disajikan bersama sambal kelapa.
Di Gorontalo, ada jajanan kue walima yang dikemas dalam daun kelapa muda dan dibuat oleh wanita-wanita dewasa.
Uniknya, hanya warga muslim yang berzikir di masjid yang akan mendapatkan jajanan ini. Halaman utama Masjid Baiturrahim Kota Gorontalo menjadi lokasi pusat pembagian kue walima ini.