bdadinfo.com

Krisis Biaya Hidup Makin Ngeri, Banyak Wanita di Korut Alih Profesi Jadi PSK - News

ilustrasi PSK (By:Istimewa)

News - Krisis biaya hidup makin mengguncang berbagai negara. Jutaan warga bahkan rela tidak makan demi membayar tagihan listrik yang meroket hingga menjadi pekerja seks komersial (PSK).

Hal ini sebagaimana yang terjadi di Inggris, yaitu data terbaru English Collective of Prostitution menunjukkan perempuan Inggris yang memilih untuk menjadi PSK dilaporkan meningkat. Peningkatan ini didorong oleh krisis biaya hidup akibat inflasi yang mencapai 10% atau tertinggi dalam 40 tahun.

Baca Juga: Korut Resmi Laporkan Kasus Covid-19 Pertama Setelah 2 Tahun Pandemi, Kim Jong Un Umumkan Darurat Nasional

Selain Inggris, fenomena serupa muncul juga di Korea Utara. Melansir dari Radio Free Asia melalui CNBC Indonesia, Minggu, 25 September 2022, pihak berwenang Korea Utara berusaha keras untuk mencegah peningkatan pesat prostitusi di kota-kota besar negara itu yang disebabkan tekanan ekonomi yang kian kuat.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pun dilaporkan telah memerintahkan pihak berwenang untuk bertindak mencegah prostitusi menyebar di negara itu.

Baca Juga: Memanas! Uji Coba Rudal Korut Usai, Militer AS dan Korsel Latihan Gabungan

Kementerian Jaminan Sosial dan Liga Pemuda Patriotik Sosialis, yang merupakan organisasi pemuda utama negara di bawah kendali langsung Komite Sentral Partai Buruh Korea Utara, bergerak di kota-kota seperti Chongjin dan Hamhung untuk menghentikan perempuan muda dari menjual diri mereka sendiri.

"Tindakan keras dimulai ketika seorang pejabat pusat di Pyongyang mengajukan proposal setelah dia melihat beberapa wanita menawari pria di jalan untuk prostitusi di malam hari," kata sumber yang berbicara dengan syarat anonim untuk alasan keamanan.

"Kim Jong Un menandatangani proposal pejabat dan memerintahkan Departemen Jaminan Sosial dan Liga Pemuda Patriotik Sosialis untuk mengambil tindakan," katanya.

Meskipun ilegal, prostitusi umumnya ditoleransi di Korea Utara, dengan tindakan keras sesekali oleh otoritas lokal yang mencari suap dari mereka yang mereka tangkap.

Sebelumnya, peningkatan angka PSK juga pernah terjadi di negara-negara yang mengalami krisis ekonomi.

Sri Lanka mencatat kenaikan 30% pada jumlah wanita yang menjadi PSK. Hal ini juga dimotori oleh krisis kebutuhan. Mereka dilaporkan terpaksa melakukan itu demi mendapatkan makanan dan obat-obatan untuk keluarganya.

Mayoritas PSK berasal dari industri tekstil. Ini terkait hilangnya banyak pesanan dari luar negeri, sekitar 10%-20%, karena krisis ekonomi.

Masalah terkait pengupahan PSK juga menyeruak di Afrika. Tahun lalu, mi instan asal Indonesia yakni Indomie sebagai alat transaksi seks di Ghana. (*)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat