bdadinfo.com

Produk Pertama Louis Vuitton Ternyata Koper yang Terinspirasi dari Bagasi! Ini Kisahnya - News

Koper Kanvas Grey Trianon Louis Vuitton. (dok. La malle en coin)

- Merek Louis Vuitton terkenal dengan barang-barang mewah produksinya. Hingga saat ini, ribuan produk telah diproduksi.

Meski begitu, dari ribuan produk Louis Vuitton, ternyata mereka pertama kali membuat produk yakni berupa koper.

Koper Louis Vuitton ini diberi nama Kanvas Grey Trianon. Menariknya, produk pertama Louis Vuitton berupa koper ini terinspirasi dari sebuah bagasi!

Baca Juga: Perkirakan Laba Naik 18 Persen, Uniqlo Berencana Ekspansi Pasar Tiongkok, Bikin Tadashi Yanai Makin Tajir?

Dilansir dari laman missbugis.com, Jumat, 13 Oktober 2023, koper Kanvas Grey Trianon Louis Vuitton terbentuk usai sang pemilik meninggalkan tempat kerjanya di usia 33 tahun.

Kanvas Trianon Abu-abu digunakan pada koper Louis Vuitton dari tahun 1858 hingga 1876. Bahan ini dianggap modern pada masa itu karena warnanya yang lebih terang.

Di masa lalu, koper memiliki bagian atas yang membulat agar air dapat dengan mudah mengalir, namun memakan ruang penyimpanan yang besar karena harus diletakkan berdampingan, bukan ditumpuk.

Baca Juga: Wow! Bukan Louis Vuitton dan Chanel, Brand Mewah Ini Justru Langganan Presiden Amerika hingga Raja Inggris

Pada tahun 1850-an, kereta api, kapal uap, gerobak, atau kereta adalah moda transportasi utama. Oleh karena itu, setiap bagasi dibuat untuk penggunaan yang kasar dengan kunci yang dipasang untuk mencegah pencurian.

Flat-top trunk, juga dikenal sebagai steamer trunk, kemudian diperkenalkan pada akhir tahun 1870-an.

Dengan penggunaan Kanvas Grey Trianon yang tahan air, koper Louis Vuitton tetap memfasilitasi penumpukan dan mencegah kerusakan pada barang berharga milik klien-kliennya yang kaya.

Baca Juga: Jangan Ngaku Orang Kaya Kalau Belum Punya 5 Brand Mewah yang Dipakai Old Money Ini

Kanvas Trianon adalah kanvas pertama yang digunakan oleh Louis-Vuitton. Kanvas ini tahan air, sangat tahan banting dan umumnya berwarna abu-abu.

Sebagai bukti ketangguhannya, seluruh stok di bengkel Asniere diminta kembali selama perang Prancis-Prusia pada tahun 1870 untuk pembuatan pesawat terbang, satu-satunya alat komunikasi antara Prancis yang merdeka dan yang diduduki.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat