– Erupsi yang terjadi di Gunung Sinabung, Sumatera Utara pada 2013 silam tampaknya telah menyisakan sejarah kelam, terutama bagi masyarakat di Kabupaten Karo.
Erupsi yang cukup dahsyat kala itu membuat sejumlah masyarakat akhirnya berbondong-bondong untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Beberapa desa tidak direkomendasikan untuk menjadi tempat pengungsian dan beberapa desa lainnya yang dirasa menjadi titik aman diperbolehkan untuk menjadi tempat mengungsi.
Salah satu desa yang tidak direkomendasikan untuk mengungsi ialah Desa Berastepu. Hal ini dikarenakan jaraknya yang begitu dekat dengan Gunung Sinabung, yakni hanya dalam radius 6 kilometer saja.
Desa Berastepu yang terletak di Tanah Karo itu kini telah menyandang status sebagai desa mati, karena sudah ditinggalkan penduduknya sejak bencana erupsi itu terjadi.
Melansir dari Kanal YouTube Bucin TV, setidaknya ada lebih dari 500 rumah yang sudah terbengkalai di dalam desa tersebut.
Hampir dari semua rumah yang ada di sana, baik yang model rumah papan maupun rumah beton nyatanya sudah terselimuti dengan tumbuhan-tumbuhan liar.
Meski begitu, Desa Berastepu masih tergambar sebagai desa yang asri, sejuk, dan menyegarkan.
Selanjutnya, dilihat secara keseluruhan dari bentuk bangunan pun, yang mana terdapat bangunan rumah bertingkat, memiliki kesan luas, juga ditambah adanya model rumah beton, dapat dikatakan bahwa Desa Berastepu ini merupakan desa yang besar.
Perihal melihat Gunung Sinabung dari desa mati ini juga merupakan hal yang tepat, karena dari desa inilah keindahannya dapat terlihat jelas oleh mata telanjang.
Desa Berastepu sendiri adalah 1 dari 18 desa di kaki Gunung Sinabung yang harus dikosongkan oleh penduduknya akibat letusan Gunung Sinabung.
Saat menelusuri desa mati ini, ditemui pula adanya jejak ban. Ini artinya, masih ada warga yang melewati Desa Berastepu menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat.