– Niat yang tulus menjadi faktor paling penting dalam ibadah seseorang.
Dalam sebuah riwayat, Sahabat Jabir radhiyallahu 'anhu melaporkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkata mengenai hal tersebut.
"Di Madinah terdapat beberapa orang yang meski tidak pergi jauh atau menyeberangi lembah, namun pahala mereka setara dengan orang-orang yang berada di sana dalam suatu perang. Mereka terhalangi oleh sakit atau alasan lainnya."
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa mereka ‘berserikat’ dalam hal pahala dengan mereka yang berperang.
Baca Juga: Menang di Roland Garros, Novak Djokovic Raih Gelar Grand Slam ke-23, Lewati Capaian Nadal
Niat yang ikhlas untuk berbuat baik tetap memperoleh pahala meskipun terhalang oleh suatu uzur. Allah Ta'ala menilai seseorang berdasarkan niat dan isi hatinya.
Menjaga salat lima waktu secara berjamaah di masjid juga memiliki keutamaan yang besar.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda orang yang keluar dari rumah dalam keadaan suci untuk melaksanakan salat wajib berjamaah akan memperoleh pahala seperti orang yang sedang berhaji dan mengenakan ihram.
Sementara itu, orang yang keluar untuk melaksanakan salat sunah Duha hanya karena itulah akan memperoleh pahala seperti orang yang berumrah.
Baca Juga: Apresiasi Bakat dan Prestasi Putri Ariani, Nadiem Makarim Janjikan Beasiswa Masuk ke Sekolah Impian
Selain itu, salat yang dilakukan setelah salat lainnya tanpa adanya perbuatan sia-sia di antara keduanya akan dicatat dalam kitab amal orang-orang saleh.
Umrah pada bulan Ramadhan juga memiliki nilai keistimewaan. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari haji, beliau bertanya kepada Ummu Sinan Al-Anshariyyah radhiyallahu 'anha apa yang menghalanginya untuk melaksanakan haji.
Ummu Sinan menjawab bahwa suaminya memiliki dua ekor unta, satu digunakan untuk menunaikan haji dan satu lagi untuk mencari air minum bagi mereka.
Mendengar hal itu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan bahwa umrah pada bulan Ramadhan setara dengan haji atau haji bersamanya.