- Di tengah heningnya desa Takengon, Aceh, terdapat sebuah legenda yang telah dikenal turun-temurun, yaitu legenda Atu Belah.
Kisah ini mengisahkan tentang kejujuran, pengorbanan, dan pelajaran berharga bagi setiap individu yang mendengarnya.
Kisah Atu Belah dimulai saat seorang ibu sibuk merawat anak bayinya yang masih sangat kecil.
Baca Juga: Cek Harta Si Bupati Daerah Termiskin di Sumatera Selatan, Isi Garasinya Begini
Anak sulungnya, merasa lapar dan memohon agar ibunya segera memasak untuknya. Namun, sang ibu sibuk dan tidak dapat memenuhi permintaan anak sulungnya.
Terdesak oleh rasa lapar yang tak tertahankan, sang putri sulung berusaha mencari makanan dengan mengambil beberapa ekor belalang dari lumbung desa.
Meskipun makanan tersebut tidak layak sebagai hidangan sehari-hari, anak sulung itu tetap berusaha mencari cara untuk mengatasi rasa laparnya.
Baca Juga: Kemenkes Targetkan Angka Obesitas Turun Hingga 3 Persen di Tahun 2030
Namun, tindakan ceroboh dari sang putri menyebabkan masalah baru. Dia lupa menutup kembali pintu lumbung setelah mengambil belalang.
Ayahnya sangat marah melihat pintu lumbung terbuka lebar dan tidak ada satu ekor belalang pun yang tersisa.
Sang ibu, yang sudah merasa lelah menghadapi keadaan rumah, juga merasa sakit hati karena anaknya tidak bisa mengerti kondisinya dan hanya memikirkan kebutuhan dirinya sendiri.
Baca Juga: Menanti Ramalan Terkini, Prediksi Harga DOGE Coin di Akhir Juli 2023
Dalam keputusasaan dan penyesalannya, sang ibu berlari menuju Atu Belah, sebuah batu besar yang ada di desa Takengon.
Dengan air mata berlinang, dia meminta batu tersebut menelannya, karena merasa tidak sanggup lagi menghadapi kesulitan hidup yang ada di hadapannya.