- Cerita rakyat atau legenda di Indonesia memiliki banyak fungsi untuk hidup bermasyarakat dan bukan untuk hiburan atau kisah pengantar tidur.
Terdapat kisah legenda Putri Nai Manggale dari Provinsi Sumatera Utara yang mengisahkan terbentuknya seorang wanita cantik dari tiga orang yang berbeda.
Dan tiga orang ini adalah perawakan dari tiga poin utama dalam beradat dan budaya dalam suku Batak yang disebut dengan Dalihan Na Tolu.
Dalihan Na Tolu atau disebut juga dengan "Tungku Nan Tigo" merupakan makna sistem sosial yang berlaku di badan kehidupan orang Batak dan berpusat pada praktek patrilineal.
Nah, bagaimana kisah legenda ini? Mari simak cerita Putri Nai Manggale berikut ini:
Pada zaman dahulu, hidup seorang raja bernama Raja Panggana yang dikenal luas dengan keahlian memahat dan mengukir, karyanya pun sudah dipertontonkan ke seluruh negeri.
Namun, peran dan hobinya ini masih meninggalkan kekosongan di hatinya.
Maka, Raja Panggana pun pergi berkelana mengasingkan diri dan hiruk pikuk dan berjalan menuju hutan.
Dalam perjalanannya, Raja Panggana bertemu dengan sebuah pohon yang unik, sebuah pohon tunggal yang berdiri sendiri di sebuah lahan kosong.
Baca Juga: Cerita Rakyat Sumatera Selatan, Si Pahit Lidah, Legenda Sakti yang Ucapannya Bisa Jadi Nyata
Pohon yang unik itu semakin menambah kekaguman Raja Panggana karena bentuknya pun berbeda dari pohon lainnya yaitu seperti wanita sedang menari.
Dengan imajinasinya yang tak terbatas, Raja Panggana mengeluarkan alat-alat pahatnya dan mulai mengukir pohon itu menjadi seorang tuan putri yang menari sesuai khayalannya.