- Terletak di pesisir barat Pulau Sumatera, dahulu di Provinsi Bengkulu berdiri Kerajaan Serut yang dipimpin oleh Ratu Agung.
Ratu Agung memiliki 6 orang putra dan 1 orang putri. Putra pertama bernama Pangeran Anak Dalam, sementara sang putri bungsu bernama Putri Gading Cempaka.
Pangeran Anak Dalam kemudian menggantikan sang ayah setelah menjadi Raja Anak Daam setelah ayahnya wafat.
Baca Juga: Mengenal Universitas Islam Sumut, Perguruan Tinggi Ternama di Medan dan Paling Tertua di Sumatera
Di bawah kepemimpinannya, rakyat Kerajaan Serut hidup makmur dengan panen yang melimpah.
Selain itu perdagangan di Kerajaan Serut juga maju, kapal-kapal dagang bersandar memenuhi pelabuhan Serut.
Kemudian pada suatu hari, sebuah kapal perang datang ke Kerajaan Serut yang kemudian diketahui bahwa pangeran Aceh datang bertamu.
Baca Juga: Jadi Objek Wisata Terkenal di Nusantara, Ternyata Ini Legenda di Balik Keindahan Danau Toba
Setelah bercakap-cakap, ternyata Pangeran Aceh tersebut memiliki niat untuk meminang sang adik dari Pangeran Anak Dalam, yaitu Putri Gading Cempaka.
Namun sayang, lamaran dari pangeran Aceh tersebut ditolak oleh Putri Gading Cempaka.
Mengetahui lamarannya ditolak, beberapa bulan kemudian banyak kapal perang datang ke Kerajaan Serut.
Kapal-kapal tersebut bergerak melewati sungai besar yaitu Sungai Serut sebelum menuju Kerajaan Serut.
Mengetahui hal tersebut, prajurit Kerajaan Serut menebang pohon dan menghanyutkannya ke sungai.