bdadinfo.com

Makan Bajamba, Proses Menikmati Nasi Padang yang Lebih Keren dari ala Arief Muhammad - News

Wanita di Bukittinggi duduk di hadalan jamba yang telah terhidang  di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi (foto: Diskominfo Bukittinggi)

- Public figure sekaligus pengusaha asal Minangkabau, Arief Muhammad beberapa waktu lalu sukses kembali mempromosikan sajian dan panganan kahs Minangkabau di tanah rantau.

Gelaran lomba menikmati Nasi Padang itu digelarnya bersama Zee JKT48 dimana Arief selaku tuan rumah menikmati Pasi Padang menggunakan tangan serta Zee selaku kompetitor menikmati hidangannya dengan menggunakan sendok.

Namun siapa sangka, terlepas dari perlombaan itu, ada cara lain menikmati panganan khas Minangkabau tersebut yang bahkan tidak semua orang Minangkabau tahu dan mengerti cara melakukannya.

Baca Juga: Diguncang Gempa Bermagnitudo Cukup Besar Beruntutan, Ini Penjelasan BMKG Terkait Fenomena Tersebut

Baca Juga: Jokowi Optimis Kawasan Likupang Akan Menarik Para Investor Bangun Banyak Hotel Berbintang karena Alasan Ini

Proses menikmati nasi bersama lauk-pauk khas Minangkabau itu disebut makan bajamba. Proses makan yang kini menjadi tradisi wajib di beberapa daerah dalam kegiatan adat itu telah berlangsung ratusan tahun di ranah Minangkabau.

Dipercaya, tradisi makan yang dilakukan secara berkelompok itu telah ada sejah abad ke-7 di Nagari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam.

Prosesi makan bajamba sendiri biasanya dilakukan ditengah-tengah kegiatan-kegiatan adat, seperti dalam pesta pernikahan (baralek), syukuran rumah baru (manaiki rumah), pengukuhan penghulu (batagak gala) dan ritual-ritual adat lainnya.

Baca Juga: Shell Luncurkan SPKLU di Mal untuk Kendaraan Listrik, Kepoin Segini Biayanya

Baca Juga: 5 Beasiswa Luar Negeri S1-S3, Bisa Kuliah Gratis Tanpa Syarat Maksimal Usia

Makan bajamba biasanya dimulai dengan berbalas pantun (panitahan/pasambahan ka makan) yang dilakukan kaum laki-laki di tengah ruangan dengan tujuan berbasa-basi untuk memulai proses makan bajamba.

Ketika telah disepakati bersama bahwa waktunya makan memang sudah tiba, para pemuda di kampung tersebut akan menyajikan nasi yang terletak di dalam jamba (piring besar) ke tengah ruangan yang disusun sedemikian rupa. Proses ini disebut "manatiang".

Setelah semua hidangan telah tersaji di tengah ruangan, para hadirin akan membentuk kelompok-kelompok mengelilingi jamba yang telah dihidangkan tersebut. Biasanya, satu kelompok terdiri dari 3 hingga 5 orang yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.

Baca Juga: 5 Laptop Gaming Murah Spek Tinggi di 2023, Buruan Cek Harga dan Spesifikasinya!

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat