bdadinfo.com

Tujuh Prajurit TNI Gugur, Apa yang Dipa Nusantara Aidit Lakukan pada 1 Oktober 1965? - News

Potret Aidit  (Perpusnas.go.id)

1 Oktober 1965 dikenang sebagai hari kelabu. Imajinasi yang muncul, subuh pada hari itu tujuh prajurit kebanggaan gugur di Lubang Buaya.

Kemudian, di tanggal yang sama, 1 Oktober dijadikan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Namun, yang tidak banyak diketahui orang adalah sepak terjang Dipa Nusantara Aidit, Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI), pada hari yang sama.

Baca Juga: Menjamurnya Bisnis Retail: Intip Perbedaan Modal Untuk Franchise Alfamart dan Indomaret

Di mana gerangan Aidit berada, dan bagaimana sepak terjangnya, digambarkan dengan ketegangan tingkat tinggi oleh Victor M. Fic.

Hal itu lewat bukunya yang berjudul ANATOMY of the Jakarta Coup: October 1, 1965: The Collution with China which Destroyed the Army Command, President Sukarno and the Communist Party of Indonesia.

Diterbitkan pertama kali pada September 2005, buku karya Professor Emeritus, Department of Politics, Brock University, Canada, itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan tajuk KUDETA 1 OKTOBER 1965: Sebuah Studi tentang Konspirasi.

Baca Juga: PGMOL Akui Kesalahan Manusia yang Signifikan, Jurgen Klopp Angkat Bicara soal Keputusan Wasit

Berikut, rangkaian ringkas episode yang dilakoni Aidit pada hari ini 58 tahun silam.

Berangkat dari rumah Sjam, Aidit hampir seharian suntuk di tanggal 1 Oktober 1965 itu berada di rumah Suwardi.

Mengacu skenario yang telah ia susun, Aidit mempersiapkan diri untuk menemui Presiden Sukarno di rumah Susanto.

Baca Juga: PPPK Kabupaten Pidie Tahun 2023 Dibuka 291 Formasi : Paling Banyak Dibutuhkan Tenaga Kesehatan dan Guru

Baik rumah Suwardi maupun rumah Susanto, keduanya berada di komplek Halim Perdanakusuma.

Sekitar pukul 05.50, seorang kurir bernama Sujono menyampaikan pesan kepada Aidit bahwa para jenderal yang diculik pada dini hari itu telah dieksekusi dan dimasukkan ke sumur tua Lubang Buaya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat