bdadinfo.com

Airlangga Hartanto Sebut Pesisir Utara Jawa Dihadapkan Berbagai Tantangan, Giant Sea Wall Solusinya? - News

Airlangga Hartanto Sebut Pesisir Utara Jawa Dihadapkan Berbagai Tantangan, Giant Sea Wall Solusinya? (SDY)

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang kuat di sepanjang wilayah pesisirnya. Pulau Jawa, sebagai kontributor terbesar dalam Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) nasional, menyumbang sebanyak 57,12%.

Pesisir utara Pulau Jawa, dihuni oleh 48% penduduknya, turut berperan signifikan dengan menyumbangkan 20% terhadap PDB Indonesia.

Namun, pesisir utara Jawa menghadapi tantangan serius terkait perubahan iklim, dengan dampak yang cukup signifikan seperti yang diakui oleh Presiden AS Joe Biden, yang bahkan mengindikasikan risiko tenggelamnya Jakarta.

Baca Juga: Airlangga Hartarto: Pimpinan Golkar 'Under 40' Ini Jerry Sambuaga

Wilayah pesisir sering kali menghadapi risiko penurunan muka tanah, abrasi, erosi, banjir rob, intrusi air laut, krisis air baku, serta sistem sanitasi dan pengolahan air limbah yang belum memadai.

Fasilitas pendukung nelayan juga belum memadai, berdampak pada penurunan kualitas lingkungan hidup dan potensi dampak langsung pada sektor-sektor lainnya, termasuk pusat pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur nasional.

Penurunan tanah yang terjadi di wilayah pantura Jawa tidak hanya mengancam kelangsungan aktivitas ekonomi dan infrastruktur ekonomi nasional yang berada di daerah tersebut, tetapi juga menghantui kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi bagi jutaan penduduk yang menetap di sana.

Baca Juga: Waduh! 61 PSN Masih Tahap Konstruksi, Kapan Selesai? Ini Penjelasan Menteri Airlangga Hartarto

Menteri Perekonomian, Airlangga Hartanto menyatakan ada 70 Kawasan Industri (KI), 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), 28 Kawasan Peruntukan Industri (KPI), dan 5 Kawasan Ekonomi Khusus/KEK ( Tj.Lesung, Kendal, Singhasari, Lido, Gresik) di Wilayah Pantura.

Aset-Aset ini yang akan terganggu apabila Degradasi Pantura tidak ditangani.

Kerugian Ekonomi yang dialami akan diestimasikan sebesar Rp. 2,1 T/Tahun dan dapat meningkat hingga Rp. 10 T/tahun dalam 10 Tahun kedepan apabila terjadi banjir tahunan di Pesisir Jakarta.

Terhambatnya aktifitas perekonomian di 5 Kawasan Aglomerasi di Pantura (Jabodetabek, Cirebon Raya, Pekalongan Raya, Kedung Sepur, Gerbang Kertosusila akibat deficit air baku sekitar 163 m3/dtk tahun 2024

Terdapat ± 5,3 Juta penduduk miskin termasuk nelayan di sepanjang Pantura yang tinggal di permukiman kumuh dan membutuhkan perlindungan Kawasan pesisir.

Penurunan kualitas lingkungan hidup yang ditandai dengan kurangnya penyediaan akses sanitasi layak di Pantura Jawa dan Kerusakan Mangrove yang diperkirakan telah mencapai 85%.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat