- Dentuman yang heboh terdengar di sekitar Gunung Marapi pada sore kemarin, Rabu, 10 Januari 2024, mengguncang masyarakat sekitar.
Pukul 16.30, gemuruh tersebut disertai dengan erupsi Gunung Marapi, menciptakan kekhawatiran dan kecurigaan di kalangan warga setempat.
Kejadian ini memicu ketidakpastian terkait potensi bahaya yang dapat timbul dari aktivitas vulkanis ini.
Pihak berwenang segera merespons dengan mengevakuasi daerah sekitar gunung, mengingat sejarah Gunung Marapi yang terkenal dengan aktivitas vulkanisnya.
Petugas penanggulangan bencana dan tim SAR turun ke lapangan untuk memberikan bantuan dan memastikan keselamatan penduduk yang terdampak.
Erupsi tersebut, menurut data dari Badan Vulkanologi Nasional (BVN), tercatat sebagai salah satu erupsi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Marapi sebelumnya telah dipantau oleh para ahli vulkanologi, namun tetap sulit memprediksi kapan erupsi akan terjadi.
Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan serius terkait pengembangan sistem peringatan dini untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi di masa depan.
Ahli geologi dari Universitas Negeri Padang, Profesor Budi Santoso, menjelaskan bahwa erupsi tersebut dapat disebabkan oleh penumpukan tekanan magma di dalam gunung.
Baca Juga: Stefano Pioli Sorot Penampilan AC Milan Usai di Kandaskan Atalanta: Kami Bermain Buruk di Babak ke 2
"Gunung Marapi termasuk gunung api dengan aktivitas vulkanis yang relatif tinggi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami pola erupsi dan mengembangkan sistem peringatan dini yang lebih efektif," ungkap Profesor Budi.
Meskipun erupsi tersebut menghebohkan, para ahli vulkanologi menekankan bahwa ini adalah bagian dari siklus alamiah gunung berapi.