- Gunung Marapi di Indonesia kembali mengalami letusan pada hari Minggu 14 Januari 2024.
Letusan ini mengeluarkan asap dan abu tinggi ke langit, namun tidak ada laporan mengenai korban.
Pusat Pengamatan Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat mencatat adanya letusan dengan kolom abu setinggi sekitar 1.300 meter dari puncaknya, diikuti oleh hujan abu.
Semprotan abu dari letusan terlihat meliputi jalan dan kendaraan di desa-desa terdekat.
Lebih dari 100 warga telah dievakuasi sejak Jumat 12 Januari 2024, setelah otoritas Indonesia meningkatkan tingkat kewaspadaan gunung berapi dari Level 2 menjadi Level 3, level kedua tertinggi, pada hari Rabu 10 Januari 2024.
Marapi terkenal dengan letusan tiba-tiba yang sulit diprediksi, karena tidak disebabkan oleh pergerakan magma yang mendalam, yang biasanya memicu gempa yang terdeteksi oleh monitor seismik.
Sekitar 1.400 orang tinggal di lereng Marapi di desa Rubai dan Gobah Cumantiang, yang berjarak sekitar 5 hingga 6 kilometer dari puncak.
Marapi telah aktif sejak letusan pada bulan Januari tahun sebelumnya yang tidak menimbulkan korban jiwa.
Gunung ini termasuk salah satu dari lebih dari 120 gunung berapi aktif di Indonesia, yang rentan terhadap gempa bumi karena lokasinya di "Cincin Api Pasifik," suatu busur gunung berapi dan retakan sesar yang melingkari Cekungan Pasifik.
Abu vulkanik yang dilepaskan oleh Gunung Marapi telah menutupi bandara dan menyelimuti komunitas terdekat di Pulau Sumatra pada Jumat 5 Januari 2024 .
Gunung Marapi memiliki tinggi hampir 2.900 meter di distrik Agam, provinsi Sumatera Barat, berjarak sekitar 113 kilometer dari Bandara Internasional Minangkabau di Padang, ibu kota provinsi.
Pada tanggal 3 Desember lalu, Marapi melepaskan kolom abu setebal 3 kilometer, menewaskan 23 pendaki dan melukai beberapa orang lainnya yang terjebak oleh letusan mendadak pada akhir pekan.