- Sumatera Utara berpotensi meraih keuntungan besar dari proyek ambisius pembangunan terusan terpanjang di ASEAN.
Proyek ini, dengan panjang mencapai 102 km, diharapkan akan membuat Sumatera Utara menjadi pusat transit bongkar muat kapal internasional.
Baca Juga: Sempat Kabur ke Riau, Pelaku Curanmor di Kota Padang Dibekuk Polisi
Proyek terusan ini direncanakan untuk mengeruk daratan dan menciptakan jalur lalu lintas kapal internasional yang efisien.
Biaya pembangunannya mencapai 20 miliar dollar AS atau sekitar Rp310,6 triliun, menandakan skala besar dan dampak potensialnya terhadap ekonomi dan konektivitas maritim Sumatera Utara.
Rencana pembangunan terusan ini sebenarnya bukan gagasan baru, melainkan merupakan kelanjutan dari usulan pada abad ke-17.
Baca Juga: Prabowo Subianto Mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-77 untuk Megawati Soekarnoputri
Pada tahun 1667, insinyur Perancis, De Lamarr, menggagas pembangunan kanal untuk mempersingkat waktu pelayaran di kawasan Asia Pasifik.
Namun, rencana ini tetap memicu pro dan kontra di masyarakat.
Beberapa mempertanyakan potensi titik dangkal yang dapat menghambat kapal besar, terutama yang membawa beban besar.
Selain itu, ada perhatian terhadap keuntungan yang mungkin diperoleh China dalam pengiriman barang ke wilayah Asia Pasifik.
Penting untuk dicatat bahwa lokasi proyek terletak di Thailand, membentang dari Provinsi Songkhla ke Provinsi Satun, dengan nama Genting Kra.
Jika terusan ini terwujud, Sumatera Utara berpeluang besar mendapatkan manfaat signifikan.