- Operasi militer Israel di Rafah, Gaza, memunculkan pertanyaan terkait motifnya.
Saleh Abou Ghanem, warga setempat, menyaksikan serangan itu dengan ngeri, dia mengetahui bahwa bibinya terbunuh di rumahnya oleh bom Israel.
“Dia sedang tidur ketika dia mati syahid,” ungkap Saleh Abou Ghanem.
Pada 12 Februari, Netanyahu mengonfirmasi rencana ekspansi serangan, yang juga memicu keprihatinan kemanusiaan, dengan dikhawatirkan akan menimbulkan korban sipil dan kerusakan infrastruktur.
Para analis percaya bahwa serangan ini bertujuan untuk mengurangi populasi Gaza.
Mesir menutup perbatasan, menolak menerima pengungsi Palestina, Israel tampaknya bertekad melanjutkan agresinya.
Masyarakat internasional mengecam serangan ini dan menyerukan gencatan senjata.
Dengan kepentingan politik dan militer yang bermain, sulit memprediksi perkembangan situasi ini.
Kondisi di Rafah menjadi semakin tegang dengan rencana ekspansi operasi militer Israel.
Warga setempat, seperti Saleh Abou Ghanem, hidup dalam ketakutan dan kecemasan.
Serangan Israel terhadap Rafah juga memicu keprihatinan akan dampak kemanusiaan yang luas.
Korban sipil yang tidak bersalah berisiko menjadi korban dari konflik yang sedang berlangsung.