- Tradisi masyarakat Minangkabau dalam menyambut Bulan Ramadan telah dikenal sebagai budaya yang kaya akan makna, terutama di Provinsi Sumatera Barat.
Bulan Ramadhan dianggap sebagai momen sakral bagi umat Islam, di mana kebaikan dilipatgandakan, sehingga masyarakat Minangkabau memiliki beberapa tradisi unik dalam menyambut Bulan Suci ini.
Berkunjung ke Makam Ulama
Salah satu tradisi penting di masyarakat Minangkabau adalah berkunjung ke makam ulama.
Ulama dipandang sebagai sosok yang membangun Minangkabau hingga seperti sekarang, sehingga berkunjung ke makam mereka menjadi wujud penghormatan dan rasa syukur.
Biasanya, ibu-ibu pengajian atau santri-santri Pesantren Islam akan berangkat bersama-sama menuju makam dan mereka akan mendiskusikan arti penting ulama dalam kehidupan sehari-hari.
Gotong Royong Membersihkan Masjid
Selanjutnya, membersihkan masjid menjadi tradisi yang juga penting. Meskipun biasanya hal ini dilakukan oleh Marbot atau penjaga masjid, ketika menjelang Ramadhan, para ulama masjid akan mengundang seluruh masyarakat agar bergotong-royong membersihkan seluruh masjid.
Selain membersihkan, masyarakat juga akan makan bersama dan menjalin silaturahmi dengan seluruh masyarakat sekitar.
Maapam
Tradisi selanjutnya adalah maapam, yakni kegiatan memasak bersama dengan menggunakan tungku dan bahan bakar dari daun kelapa yang sudah kering.
Maapam biasanya dilakukan oleh masyarakat Pasaman Barat dalam setahun sekali sejak puluhan tahun lalu.
Kegiatan ini terlihat sangat tradisional, dan mereka saling bersenda gurau sambil mengaduk bumbu dan santan kental sebagai bahan dasar apam.
Setelah dimasak, makanan tersebut disantap bersama-sama atau dibagikan kepada masyarakat sekitar dan sanak keluarga baik yang dekat maupun yang jauh.