bdadinfo.com

Topan Mocha Melanda, Ribuan Pengungsi Rohingya di Bangladesh dan Myanmar dalam Ancaman - News

Topan Mocha Mengancam Pengungsi Rohingya (TheGuardian)

– Badai tropis Mocha kini telah meningkat menjadi topan berbahaya mengguncang kamp pengungsi terbesar di dunia, yang terletak di perbatasan Myanmar dan Bangladesh.

Organisasi Meteorologi Dunia telah memperingatkan tentang potensi angin kencang, banjir besar, dan risiko tanah longsor di wilayah Bangladesh, yang bisa berdampak langsung pada kamp pengungsi di Cox's Bazar.

Menurut proyeksi dari kantor meteorologi India, Topan Mocha akan mendarat pada hari Minggu, 14 Mei, di wilayah perbatasan Bangladesh-Myanmar dengan kecepatan angin mencapai 175 km/jam.

Diperkirakan akan terjadi gelombang badai setinggi dua hingga dua setengah meter yang akan menghantam daerah pantai dataran rendah.

Baca Juga: Nostalgia Jadwal Acara Kartun Jadul Hari Minggu di RCTI Tahun 2000-an, Nomor 2 Bisa Ditonton Legal di YouTube

Area ini, di sisi Bangladesh, adalah lokasi dari kamp-kamp luas yang menampung ratusan ribu pengungsi Rohingya.

Mayoritas pengungsi ini telah melarikan diri dari kekerasan yang dipimpin militer di Myanmar pada tahun 2017.

Badan pengungsi PBB, dengan juru bicara Olga Sarrado, mengungkapkan bahwa persiapan untuk evakuasi sebagian dari kamp sudah sedang dilakukan.

Badan tersebut juga menyiapkan puluhan ribu makanan panas dan jerigen air untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.

Sebagai langkah antisipasi, Organisasi Kesehatan Dunia telah memposisikan 33 tim medis, 40 ambulans, serta peralatan operasi darurat dan peralatan khusus kolera di kamp pengungsi.

Baca Juga: Ridwan Kamil Unggah Melalui Media Sosial tentang Pencapaiannya Perbaikan Jalan di Jabar: Saya Tetap Semangat!

Di Myanmar, WHO telah menyiapkan 500.000 tablet pemurni air dan persediaan lainnya yang setara dengan kebutuhan musim hujan.

Margaret Harris, perwakilan dari WHO, menegaskan bahwa kesiapan mutlak diperlukan apabila topan ini mencapai level yang dikhawatirkan.

Sementara itu, di negara bagian Rakhine, Myanmar, ribuan penduduk telah meninggalkan rumah mereka dan berbondong-bondong ke ibu kota negara bagian, Sittwe.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat