- Suku Minangkabau, salah satu suku bangsa di Indonesia, memiliki berbagai tradisi unik yang menjadi bagian penting dari identitas dan budaya mereka.
Salah satu upacara tradisional yang mencerminkan rasa syukur atas lahirnya seorang anak ke dunia adalah "Turun Mandi."
Upacara ini digelar di sungai, yang dalam bahasa Minangkabau disebut "batang aia," dengan prosesi arak-arakan yang meriah dan penuh makna.
Baca Juga: Rencana Pemekaran Provinsi Baru Sumatera Tengah, Potensi Kemajuan yang Dibayangi Pro dan Kontra
Tujuan dari upacara Turun Mandi adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa telah lahir keturunan baru dari sebuah keluarga.
Selain itu, upacara ini juga menjadi ajang bagi keluarga dan kerabat untuk mengucapkan selamat dan memberikan doa-doa baik kepada sang bayi yang baru lahir.
Lebih dari sekadar perayaan kelahiran, Turun Mandi juga mengandung nilai-nilai sosial dan budaya yang mendalam bagi masyarakat Minangkabau.
Baca Juga: Krisis Kepemimpinan di Militer Rusia jadi Ancaman Serius Bagi Vladimir Putin
Upacara Turun Mandi biasanya dilaksanakan ketika sang anak sudah menginjak usia 3 bulan.
Pada saat itu, orang tua dan keluarga merasa sudah saatnya untuk mengadakan upacara sebagai bentuk syukur atas anugerah kehadiran sang buah hati.
Persiapan untuk Turun Mandi melibatkan peran serta banyak orang, mulai dari anggota keluarga hingga tetangga dan sahabat dekat.
Semua ikut berkontribusi untuk memastikan acara ini berlangsung meriah dan berkesan.
Prosesi Turun Mandi dimulai dengan membawa sang bayi dalam tandu yang dihiasi dengan bunga dan hiasan khas Minangkabau.