- Petinggi Google Asia Pasifik khawatir dengan rancangan terbaru Perpres Jurnalisme Berkualitas.
Rancangan Perpres tersebut berpotensi mengancam masa depan media di Indonesia, jika tidak ada perubahan sana sini.
Google khawatir rancangan Perpres itu tidak akan melahirkan jurnalisme berkualitas, sebab bakal membatasi keberagaman sumber berita ke publik karena ada lembaga non pemerintah yang wewenang mennentukan konten apa saja yang boleh muncul dan penerbit berita yang bileh mendapatkan menghasilan dari ikan.
Mbah Google resah nih, bila penentuan konten yang layak tampil atau tidak ini diserahkan ke lembaga non pemerintah bentukan dan terdiri dari wakil Dewan pers.
Baca Juga: Peduli Warganya, Bupati Eka Putra Berikan Bantuan Perbaikan Rumah dan Biaya Pengobatan
Rugikan Media
Dalam keterangannya Google mengatakan jika rancangan Perpres Jurnalisme Berkualitas itu disahkan tanpa perubahan, bakal berdampak kerugian bagi media.
Pertama, aturan itu auto akan membatasi berita yang tersedia online.
"Peraturan ini hanya menguntungkan sejumlah kecil penerbit berita dan membatasi kemampuan kami untuk menampilkan beragam informasi dari ribuan penerbit berita lainnya di seluruh nusantara, termasuk merugikan ratusan penerbit berita kecil di bawah naungan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI)" tulis Michaela Browning, Vice President Government Affairs and Public Policy Google Asia Pasific, dikutip Kamis 27 Juli 2023.
Dampak dari pembatasan berita di platform online ini akan merugikan masyarakat yang butuh sudut pandang lebih luas.
Yang terjadi nantinya malah, masyarakat menemukan informasi yang bisa saja kurang netral dan kurang relevan di internet.
Ancam eksistensi media
Dampak lainnya, yang serius adalah, peraturan itu akan mengancam eksistensi media dan kreator media.
Baca Juga: Panorama Puncak Ampangan, Keindahan Alam yang Menghadirkan Kenangan Bersejarah di Kota Payakumbuh
Michaela Browning mengatakan tujuan awal peraturan ini adalah membangun industri berita yang sehat, tetapi versinya yang terakhir diusulkan malah mungkin berdampak buruk bagi banyak penerbit dan kreator berita yang sedang bertransformasi dan berinovasi.