- Rumah adat berarsitektur khas Minangkabau, yang lebih dikenal dengan sebutan rumah bagonjong, memiliki karakteristik yang mudah dikenali.
Atap bangunannya yang mengadaptasi bentuk tanduk kerbau telah menjadikannya sebagai identitas kuat masyarakat Sumatera Barat, bahkan di perantauan sekalipun.
Di luar wilayah Sumatera Barat, rumah adat ini lebih dikenal dengan sebutan rumah gadang.
Baca Juga: Museum Adityawarman: Menyelami Kekayaan Budaya Minangkabau yang Jarang Terungkap
Namun, sejarah aslinya menunjukkan bahwa tidak semua wilayah di Sumatera Barat dapat memiliki rumah adat seperti ini.
Rumah bagonjong hanya didirikan di kawasan tertentu yang memiliki status nagari.
Akan tetapi, perkembangan zaman telah membawa eksistensi rumah gadang hingga di luar Minangkabau.
Baca Juga: Astagfirullah! Kakek 69 Tahun di Lampung Timur Rudapaksa Anak di Bawah Umur, Korban Hamil 5 Bulan!
Salah satu hal menarik dari rumah bagonjong adalah adanya karakteristik khusus berupa jumlah ruangan yang ditentukan berdasarkan jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya.
Ruang tidur anak-anak dan perempuan berumur ditempatkan lebih dekat ke arah dapur, sedangkan gadis remaja ditempatkan di kamar yang berseberangan. Jumlah ruang dalam satu rumah biasanya berjumlah ganjil antara tiga hingga sebelas.
Rumah bagonjong juga memiliki sistem pewarisan yang unik, yaitu berdasarkan garis keturunan perempuan, sesuai dengan asas matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau.
Tak hanya itu, pada halaman rumah, terdapat sepasang bangunan lumbung yang disebut rangkiang, serta surau yang berfungsi sebagai tempat beribadah dan tinggal lelaki dewasa yang belum menikah.
Tak lupa, hiasan eksterior bangunan rumah bagonjong juga menjadi daya tarik tersendiri.
Ornamen-ornamen berupa ukiran kayu memperindah permukaan luar bangunan dengan motif tumbuhan merambat, bunga, buah, dan motif-motif geometris seperti segitiga, segi empat, dan jajar genjang (belah ketupat).