- Di tengah kekayaan kuliner khas Nusantara, kuliner lamang mencuri perhatian dengan citarasa gurih dan tekstur yang lengket serta legit.
Lamang, makanan yang terbuat dari beras ketan atau pulut, diolah dengan cara dibakar dalam seruas bambu, menjadikan kuliner ini unik dan menggugah selera.
Sajian lamang memiliki akar budaya Melayu dan telah menjadi bagian dari wilayah persebaran kebudayaan tersebut, terutama di Semenanjung Melayu, Sumatera, dan Kalimantan.
Baca Juga: Museum Adityawarman: Menyelami Kekayaan Budaya Minangkabau yang Jarang Terungkap
Salah satu daerah di Sumatera Barat, bumi Minangkabau, menjadi pusat kelezatan kuliner lamang.
Bahan baku lamang sederhana, terdiri dari beras ketan, perasan santan, dan garam. Proses pembuatannya dimulai dengan mencuci dan meniriskan beras ketan, kemudian dicampur dengan santan, dan dimasukkan dalam bambu yang dilapisi daun pisang.
Batang bambu tersebut kemudian dibakar hingga beras ketan matang, menghasilkan citarasa khas lamang yang lezat.
Baca Juga: Astagfirullah! Kakek 69 Tahun di Lampung Timur Rudapaksa Anak di Bawah Umur, Korban Hamil 5 Bulan!
Lamang memiliki dua varian rasa yang nikmat, yaitu manis dan asin.
Lamang manis sering disajikan dengan selai, cairan gula merah, atau parutan kelapa (kinca) yang membuatnya semakin menggoda.
Sementara lamang asin disajikan dengan rendang, telur, atau bahan tambahan lainnya, memberikan pilihan lezat untuk pecinta cita rasa asin.
Tak hanya itu, di Minangkabau, lamang juga hadir dalam paduan citarasa asam dengan tambahan tapai ketan hitam, yang dikenal sebagai lamang tapai.
Baca Juga: Wilayah di Kota Besar Sumatera Diprediksi Cerah Berawan Senin, 31 Juli 2023
Keunikan kuliner ini pun semakin beragam dengan berkembangnya waktu.
Di Pasar Raya Kota Padang, terdapat beragam jenis lamang, seperti lamang ketan putih, lemang ketan hitam, lamang dengan isian potongan pisang yang manis, hingga lamang baluo dengan isian kinca dan gula merah di bagian tengahnya.