- Perkampungan Tinggam, sebuah kawasan yang mengandung pesona budaya Minangkabau yang kaya dan autentik, telah mewarnai sejarah Indonesia dengan keberadaannya yang memukau.
Berlokasi di Jorong Lubuak Sariak, kampung tradisional ini awalnya didirikan oleh Siak Bonda (Tongku/Tuanku Imam), atas tugas dari Yang Dipertuan Daulat Parit Batu yang berkedudukan di Simpang Empat.
Wilayah adatnya terbagi dalam 2 kelompok, dengan dua kelompok dalam satu kawasan bernama Perkampungan Tinggam, serta satu kelompok lagi bernama Kampungan Kasiak Putiah, yang terletak sekitar 1 km dari Perkampungan Tinggam.
Baca Juga: Rahasia Tersembunyi di Jam Gadang, Mengungkap Misteri Angka 4 Romawi
Adat yang kental masih meliputi kehidupan di sini, dengan masing-masing perkampungan dipimpin oleh datuk.
Datuk Sati dari Suku Jambak memimpin Tinggam Mudiek, Datuk Managun dari suku Caniago memimpin Tinggam Hilie, dan Datuk Sutan Gumbalo dari suku Caniago memimpin Kasiak Putiah.
Salah satu yang menonjol dari kedua perkampungan ini adalah arsitektur yang berbeda dengan arsitektur Minangkabau pada umumnya.
Baca Juga: Keseruan Nikita Willy Belanja dan Masak Seblak, Ternyata Artis Asal Minang Ini Bisa Ngulek juga!
Terdapat tiga kampung tradisional di sini, yaitu Tinggam Mudiak yang dipimpin oleh Datuk Sati, Tinggam Hilia yang dipimpin oleh Datuk Managun, serta Kasiak Putiah yang dipimpin oleh Datuk Sutan Gambalo.
Kampung Tradisional Kajai, yang berdasarkan tuturan dari pemuda adat setempat, sudah berdiri sejak abad ke-16, menambahkan sejarah panjang dan makna mendalam bagi kawasan ini.
Salah satu hal yang menarik adalah penggunaan bahan bangunan.
Perkampungan lama ini ditempati oleh sekitar 100 kepala keluarga dan sebagian besar bangunan di sini terbuat dari kayu.