- Jam Gadang, atau 'Jam Besar', yang menjulang tinggi dengan ketinggian 26 meter, telah lama menjadi landmark yang menghiasi kota Bukittinggi, Sumatra Barat.
Dengan diameter 80cm pada setiap sisinya, jam raksasa ini tidak hanya menjadi pusat perhatian arsitektur, tetapi juga menyimpan kisah-kisah menarik dari masa lalu.
Bukittinggi telah mengangkat Jam Gadang sebagai salah satu daya tarik wisata utama di Sumatra Barat.
Dari puncaknya, para pengunjung bisa menyaksikan panorama memesona kota Bukittinggi yang indah, memadukan tradisi dan modernitas.
Namun dibalik keindahannya, Jam Gadang juga menyimpan berbagai perubahan seiring berjalannya waktu.
Pada zaman penjajahan Belanda, atap jam memiliki bentuk bulat dengan patung ayam jantan di puncaknya.
Kemudian, saat penjajahan Jepang, atapnya diubah menjadi bentuk kelenteng yang menghadapkan pandangan ke langit biru.
Misteri yang mengelilingi Jam Gadang adalah penulisan angka 4 pada jam tersebut.
Dalam urutan angka Romawi, angka 4 biasanya ditulis sebagai 'IV', tetapi pada Jam Gadang, angka tersebut ditulis sebagai 'IIII', ternyata, ini bukanlah kebetulan semata.
Baca Juga: Mari Mengenal Kesultanan Perlak yang Disebu Sebagai Kerajaan Islam Pertama di Indonesia Sesungguhnya
Pada masa lalu, Raja Louis XIV dari Prancis menginginkan angka 4 ditulis sebagai 'IIII' dalam angka Romawi, dan permintaannya ini terwujud pada Jam Gadang.
Kisah ini membuktikan bahwa setiap detil pada Jam Gadang memiliki makna dan sejarahnya masing-masing.