– Nama Haji Abdul Karim Amrullah mungkin belum banyak dikenal, namun penuh dengan perjalanan menginspirasi.
Dilansir dari Narasi Sejarah, Haji Abdul Karim Amrullah lahir 10 Februari 1879 di desa Kepala Kebun, Jorong Batuang Panjang, Kenagarian Maninjau Luhak Agam.
Haji Abdul Karim Amrullah mengawali hidupnya sebagai Muhammad Rasul dalam keluarga yang penuh dengan nilai-nilai keagamaan.
Ayahnya, Syaikh Muhammad Amrullah atau lebih dikenal Tuanku Kisai, adalah ulama terhormat di daerahnya, sedangkan ibunya bernama Andung Tarawas.
Kehidupan awal Haji Abdul Karim Amrullah tak lepas dari kelucuan seorang anak.
Namun, naluri religius dalam dirinya membimbingnya untuk memahami ajaran Islam.
Meski kesempatan pendidikan formal tidak ada saat itu, ia dididik secara agamis oleh ayahnya.
Pada usia 10 tahun, ia diutus untuk belajar agama di berbagai tempat, dari Pesisir Selatan hingga Sungai Rotan, Pariaman.
Kemudian, pada usia 15 tahun, karir pendidikannya membawanya ke Mekkah, kota suci umat Islam.
Di bawah bimbingan Imam Besar Mazhab Syafi'i Masjidil Haram, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, ia menuntut ilmu selama tujuh tahun.
Namun, kembalinya ke tanah air pada 1901, tak hanya membawanya ilmu, tapi juga perubahan nama menjadi Abdul Karim Amrullah dan gelar Syekh Tuanku Nan Mudo.