- Suku Sakai menjadi salah satu kelompok etnik yang masih mendiami kawasan pedalaman di Pulau Sumatera.
Suku tersebut merupakan salah satu suku asli di Provinsi Riau yang memiliki ciri khas dimana mereka memiliki pola hidup yang berpindah-pindah atau nomaden.
Kehidupan suku Sakai pun dikenal selalu dekat dan bergantung pada hutan yang kini sudah semakin sedikit.
Nama Sakai sendiri konon merupakan kepanjangan dari Sungai, Kampung, Anak, dan Ikan.
Nama "Suku Sakai" mengacu pada gaya hidup perpindahan yang dilakukan oleh kelompok etnis Sakai, yang sering bermigrasi ke tepian sungai atau sumber air.
Migrasi mereka diyakini dimulai pada abad ke-14, saat Suku Sakai memasuki wilayah Tepian Sungai Gasib di pedalaman Riau.
Meskipun migrasi mereka terbatas pada kawasan Riau, Suku Sakai memiliki campuran darah keturunan Minang dan Ras Weddoid.
Kedua keturunan ini berasal dari leluhur mereka yang merupakan keturunan Kerajaan Pagaruyung, kerajaan Melayu kuno di Sumatera Barat, serta individu yang berasal dari Hindia Selatan.
Karena gaya hidup perpindahan yang sering dilakukan, Suku Sakai umumnya tinggal dalam pondokan yang mudah dibongkar.
Baca Juga: Mengunjungi Kapal PLTD Apung, Saksi Bisu Kedahsyatan Ombak Tsunami Aceh 2004 yang Kini Jadi Museum
Setiap pondokan biasanya ditempati oleh beberapa keluarga dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang disebut "batin."
Beberapa lokasi yang sering dihuni oleh Suku Sakai mencakup daerah seperti Kandis, Balai Pungut, Kota Kapur, Minas, Duri, serta daerah sekitar Sungai Siak dan hulu Sungai Apit.