bdadinfo.com

Begini Proses Upacara Kematian Adat Suku Nias yang Penuh Nilai Kekeluargaan! - News

Upacara Kematian Adat Suku Nias. (Dok Nias Web.)

Suku Nias di Sumatera Utara merupakan salah satu suku yang memiliki ciri budaya yang kuat dan unik.

Ada beberapa upacara adat terkenal Suku Nias yang menjadi daya tarik pariwisata di Pulau Nias. Contohnya adalah upacara Hombo Batu atau lompat batu yang menandakan kedewasaan anak laki-laki.

Ada juga upacara ain yang bisa dinikmati dan dipelajari apabila sedang berkunjung ke pulau yang berada di barat Provinsi Sumatera Utara tersebut, salah satunya adalah upacara kematian.

Baca Juga: Arti Kata dari Teks Dialog Perkembangbiakan dengan Spora, Kunci Jawaban Tema 1 Subtema 4 Kelas 3 Halaman 175

Dalam adat Suku Nias, ada dua proses penting dalam upacara kematian. Pertama adalah Famalakishi.

Famalakishi atau Fatomesa ini bisa diartikan secara harfiah sebagai perjamuan terakhir. Biasanya upacara ini dilakukan untuk menjamu orang sudah akan meninggal, pada umumnya orang tua yang sudah sakit-sakitan.

Bagi seorang ayah yang akan meninggal, ia akan memberikan pemberkatan kepada putra-putrinya. Setelahnya, mereka akan menjamu sang ayah dengan menghidangkan daging babi. Tujuan dihidangkannya makanan agar orang yang akan meninggal tidak perlu lagi kelaparan di alam akhirat.

Baca Juga: Jadi yang Termegah di Sumatera Barat, Terminal Anak Air Malah Sepi Peminat, Nasibnya Bakal seperti Bengkuang?

Menurut kepercayaan, upacara ini wajib dihadiri oleh setiap anak laki-laki, terutama anak sulung. Karena jika tidak, hidup mereka kedepan nantinya akan menjadi sulit dan penuh rintangan.

Pada upacara Famalakishi ini juga seluruh anak cucu sanak saudara akan berkumpul untuk menerima howu-howu atau pemberkatan. Karena bagi Orang Nias, ayah dianggap sebagai perwujudan tuhan di dunia.

Kemudian ada Fanoro Satua. Fanoro Satua ini dilakukan untuk menghantarkan arwah seseorang yang sudah meninggal ke alam baka ‘teteholi ana’ . Pada upacara ini, akan dilakukan perayaan besar-besaran.

Baca Juga: Avanza Remuk Tertabrak Kereta Api di Padang, Polisi: Tidak Ada Korban Jiwa

Biasanya pada pagi hari, keluarga akan berziarah ke makam, sepulangnya mereka akan memotong sekitar 100-200 babi, semakin banyak babi yang dipotong menandakan status sosialnya yang tinggi.

Mereka akan melakukan perayaan sehari semalam, di mana seluruh warga akan diundang pada acara tersebut. Orang Nias percaya bahwa orang meninggal baru akan menyadari dirinya sudah tidak hidup adalah di hari keempat.

Dengan dilakukan perayaan, diharapkan arwah yang sudah tersadar tersebut bisa pergi dengan tenang ke alam baka.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat